Potensi Bakteri Fungsional untuk Tingkatkan Produktivitas Tanah dan Tanaman

Bogor, Technology-Indonesia.com – Saat ini pemahaman dan penelitian tentang mikroba untuk pertanian memperlihatkan tren yang makin meningkat. Mikroba terutama bakteri dan jamur banyak digunakan dalam budidaya tanaman. Beberapa jenis mikroba berfungsi sebagai pupuk hayati, biodekomposer, zat pengatur tumbuh dan biopestisida.

Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Badan Litbang Pertanian, Ladiyani Retno Widowati mengungkapkan bahwa di dalam tanah terdapat banyak fauna (mikroba) berukuran makro, mezzo dan mikro. Meskipun ukurannya sangat kecil, mikroba atau bakteri memiliki fungsi dan tugas luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk bidang pertanian seperti meningkatkan produksi pertanian dan fungsi-fungsi lainnya.

“Apa jadinya dunia ini tanpa adanya makhluk yang walaupun kecil namun manfaatnya luas biasa. Tidak hanya berfungsi mendaur ulang, mendegradasi, mengurai bahan-bahan organik tetapi juga membuat keseimbangan alam di tanah. Keseimbangan antara yang memiliki fungsi positif dan fungsi negatif, Alhamdulillah fungsi positif lebih banyak di bumi kita ini,” kata Ladiyani dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Online bertema Potensi Bakteri Fungsional untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah dan Tanaman Secara Berkelanjutan pada Kamis (27/5/2021).

Peneliti Balittanah, Erny Yuniarti menjelaskan, bakteri fungsional adalah bakteri yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman serta bermanfaat bagi kesehatan tanah. Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2006 dilaporkan bahwa sekitar 65% lahan sawah di Indonesia memiliki kandungan bahan organik rendah sampai sangat rendah (C-organik kurang dari 2%).

Kandungan bahan organik tanah (C-organik) merupakan salah satu indikator kesuburan tanah. Penyebab turunnya C-organik tanah di Indonesia, terang Erny, disebabkan karena Indonesia merupakan daerah tropis dengan tingkat pelapukan bahan organik sangat intensif akibat curah hujan dan suhu tinggi.

Penyebab lainnya, pengelolaan lahan yang kurang tepat akibat pemupukan berlebih, petani tidak melakukan praktik pengembalian biomassa atau bahan organik ke lahan, serta intensitas tanam tinggi menyebabkan tanah kurang beristirahat.

“Berbagai cara  untuk meningkatkan kesubutan tanah diantaranya memperkaya tanah dengan mikroba pupuk hayati, meningkatkan volume bahan organik tanah, mengurangi pupuk kimia atau menggunakan pupuk kimia berimbang, menghindari pembakaran sisa panen,” terangnya.

Pupuk organik atau pupuk hayati, lanjutnya, menjadi salah satu solusi alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sehingga diperlukan sistem hara terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk hayati, atau pengayaan pupuk organik dengan mikroba dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan.

Erny mengatakan bahwa sekitar 2-5% bakteri yang menghuni area di sekitar perakaran (Rhizosfer) adalah plan growth promoting-Rhizobacteria (PGPR) atau Rhizobacteria pemacu pertumbuhan tanaman.  “PGPR adalah sekelompok bakteri asal tanah (Rhizobacteria) yang secara aktif mengkolonisasi perakaran tanaman (Rhizosfer), kemudian meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil secara langsung atau tidak langsung,” terangnya.

Karakteristik dari PGPR harus mampu mengkolonisasi akar, mampu bertahan dan memperkaya diri dalam mikrohabitat permukaan akar, berkompetisi dengan mikroba lain, kemudian mampu memacu aktivitas perlindungan tanaman.

Erny menerangkan bahwa ada dua tipe PTGR yaitu extraselular (ePGPR) dan intraselular (iPGPR). Extraselular (ePGPR) ada di sekitar perakaran, permukaan akar, dan ruang antara sel-sel kortek akar. Sementara iPGPR ada di dalam sel-sel akar, umumnya di dalam struktur bintil akar.

Pada Bimtek tersebut Erny secara detail memaparkan dua mekanisme PGPR sehubungan dengan manfaatnya bagi pertanian yaitu secara langsung dan tidak langsung. Aktivitas secara langsung berhubungan dengan siklus hara dan sebagai fitostimulant (pemacu pertumbuhan tanaman). Sementara aktivitas tidak langsung yaitu memberikan resistensi sistemik terhadap cekaman biotik dan proteksi terhadap cekaman abiotik.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author