Petani Milenial Sukses Kembangkan Jeruk di Ngantang

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi, petani milenial Nanda dan Wahyudi berhasil mengembangkan jeruk di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lahan jeruk yang dikelola seluas 30 hektare (ha) dibagi 3 lokasi. Lahan yang telah berproduksi sekitar 10 ha. Sementara tanaman yang belum berproduksi ditumpangsarikan dengan cabe, tomat, dan sayuran lainnya.

Dalam jaringan Jertanmus Integrated Farming System Indonesia (JIFSI) mereka mengajak masyarakat dan pemerintah desa untuk bersama-sama mengembangkan jeruk. Saat ini sudah banyak yang bergabung dalam usaha tersebut. Buah jeruk hasil produksi dipasarkan di beberapa kota di Pulau Jawa.

Jertanmus merupakan akronim dari Jeruk Tanpa Musim dimana pembuahannya diatur sehingga panen dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun. Varietas jeruk yang dibudidayakan sebagian besar jenis Siam.

Dengan adanya panen diluar musim ini harga jualnya pun cukup tinggi sehingga berimbas pada naiknya keuntungan. Hal inilah yang memicu ketertarikan masyarakat sekitar untuk ikut mengembangkan jeruk dengan pola ini.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Badan Litbang Pertanian, Harwanto pada Senin (15/11/2021) menyampaikan bahwa sebagai dukungan, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian menghilirisasi benih jeruk bebas penyakit untuk ditanam. Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian pada saat kunker di Balitjestro untuk pengembangan kawasan jeruk.

Selain itu Balitbangtan siap memberikan pengawalan teknologi kepada petani dalam ke depannya. Selain itu telah dilaksanakan bimbingan teknis budidaya jeruk sehat kepada petani di wilayah tersebut untuk mendukung keberhasilan pengembangan kawasan jeruk.

“Badan Litbang Pertanian telah memiliki teknologi yang dikenal dengan Bujangseta (Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun). Dengan bujangseta ini masa panen jeruk dapat berjenjang sehingga tidak menumpuk di bulan-bulan tertentu saja. Selain itu buah yang dihasilkan dapat berkualitas dengan menerapkan 3 pola yaitu pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit,” lanjutnya.

Jeruk Berbuah Sepanjang Tahun

Konsep dari Bujangseta adalah produksi jeruk yang bisa berbuah sepanjang tahun (off season) dan menghasilkan buah bermutu premium seragam, citarasa sesuai pasar, kulit buah mulus dengan harga memadai. Dalam mengaplikasikan teknologi Bujangseta, ada beberapa langkah/teknik yang harus dilakukan.

Teknik pertama, pengaturan tajuk atau kanopi dengan cara pemangkasan. Cabang atau ranting yang sakit, cabang atau ranting yang tumbuh berseberang kedalam tajuk, cabang atau ranting yang tumbu dominan, ranting bekas tangkai buah.

Tujuan dari pemangkasan adalah memacu pertumbuhan tanaman dimana tanaman akan tumbuh lebih sehat karena akan memacu pertunasan vegetatif dan generatif lebih seimbang, serta kelembaban dalam tajuk dapat dikurangi dan secara otomatis penyakit akan lebih mudah dikendalikan.

Teknik kedua adalah, pemberian nutrisi atau pemupukan. Pemberian nutrisi organik berupa pupuk kandang sebanyak 40 kg pada tanaman jeruk umur 4.5 tahun sehingga tekstur dan struktur meningkat.

Pola aplikasi peberian pupuk NPK majemuk yaitu kombinasi pemberian pupuk NPK dalam bentuk padat dan pupuk NPK dalam bentuk cair atau kocor secara bergantian dengan interval 1.5 bulan. Langkah pertama melakukan aplikasi pupuk NPK padat yang ditanam melingkar dan ditimbun dibawah tajuk bagian terluar tanaman dengan dosis 500 gr dengan interval perlakuan 3 bulan sekali.

Langkah kedua melakukan aplikasi pupuk NPK cair atau kocor dengan cara melarutkan terlebih dahulu pupuk pupuk NPK padat dengan konsentrasi (1000 gr) + pupuk ZA (250 gr) yang dicairkan atau dilarutkan ke dalam air sebanyak 200 liter dan dikocorkan merata pada 10 tanaman (20 liter per tanaman) secara merata pada tanah di bawah bagian tajuk tanaman, diberikan pada waktu 1,5 bulan setelah aplikasi pupuk padat, dan dilakukan secara bergantian dengan interval pemberian 3 bulan sekali. Sehingga akan diperoleh kombinasi pemberian pupuk padat dan pupuk kocor secara bergantian masing masing 4 kali.

Tujuan pemberian pola pemberian pupuk kondisi tanaman yang sehat yang mampu tumbuh dengan baik, berbuanga dan berbuah secara kontinyu.

Selanjutnya, aplikasi pupuk Kiserit (MgSO4) dengan dengan dosis pemberian 50 gr per 20 liter air per aplikasi dan diberikan pada saat umur buah 15 dan 25 minggu setelah bunga mekar. Tujuannya untuk meningkatkan kadar rasa manis buah di saat masak fisiogis.

Teknik ketiga, pola pengendalian hama dan penyakit. Upaya untuk mengendalikan penyakit dititikberatkan pada penyakit burik kusam, embun jelaga dengan mengendalikan hama penyebabnya diantaranya Aphis, Trip, kutu dompolan dan kutuk sisik dengan model pengendalian perpaduan antara monitoring dan interval pengendalian secara berkala.

Tujuannya siklus perkembangan dan serangan hama dan penyakit dapat dan mudah dikendalikan sehingga diperoleh buah yang berkualitas premium. (Sumber Balitjestro)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author