Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pisang Kepok Tanpa Jantung atau yang lebih dikenal dengan Pisang Kepok Tanjung merupakan jenis tanaman pisang yang tidak memiliki bunga jantan atau jantung. Salah satu keunggulan pisang ini adalah tidak mempunyai jantung atau lebih tepatnya bakal buah menjadi buah seluruhnya.
Karena itu, tidak diperlukan lagi pekerjaan membuang jantung seperti pada tanaman pisang pada umumnya. Pembuangan jantung dilakukan untuk mencegah penularan penyakit layu bakteri secara alami yang disebarkan oleh serangga.
Tidak seperti pisang kepok lain yang terasa asam, varietas ini manis dengan kandungan total padatan terlarut (TSS) sebesar 2930% Brix (Balitbu, 2016). Inilah, salah satu bukti, bahwa Indonesia adalah negara mega diversity untuk buah-buahan tropika.
Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) menyebutkan, varietas Kepok Tanjung berasal dari Pulau Seram, tepatnya di Desa Makariki, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Bobot buah pertandan 15-25 kg, jumlah sisir per tandan -17 dengan jumlah buah per sisir 13-18. Jumlah buah per tandan 150-250, panjang buah 10-17 cm, diameter buah 3,0-5,0 cm, warna kulit buah matang kuning, warna daging buah matang kuning orange, tekstur buah kenyal, bobot satu buah 125-170 g. Pisang ini memiliki cita rasa daging buah manis (pisang olah) serta daya simpan pada suhu kamar 15-21 hari, dan potensi hasil per hektare/tahun 20-30 ton.
Bekerjasama dengan Balitbu dalam perbenihan dan pembibitan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau (Kepri) mulai mengembangkan budidaya Pisang Kepok Tanjung sejak tahun 2018. Sejak awal, BPTP Kepri juga menggandeng Balai Benih Induk (BBI) Provinsi Kepri selaku satuan kerja yang bergerak dalam bidang perbenihan. Selain itu, BPTP Kepulauan Riau juga mengembangkan budidaya pisang ini bersama kelompok tani mitra yaitu Kelompok Tani Makaryo yang berlokasi di Desa Toapaya Asri, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan.
Saat ini pertumbuhan Pisang Kepok Tanjung di Kelompok Tani Makaryo telah terbentuk rumpun anakan pisang yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Melihat kondisi tersebut, Ka. Si. KSPP, Ahmad Misbah bersama tim dari BPTP Kepri yang terdiri dari penyuluh R. Catur Prasetiyono, Deddy Hidayat, dan beberapa staf BPTP Kepri lainnya langsung terjun ke lapangan. Kegiatan monitoring sekaligus pengambilan anakan untuk dikembangkan ke lokasi lain sebagai langkah lanjut diseminasi varietas unggul dilakukan di penghujung Bulan Agustus lalu (26/08/2020).
“Kondisi eksisting di lapangan menunjukkan rumpun anakan pisang cukup banyak yang telah terbentuk, beberapa ada yang telah berbuah. Namun demikian, pada beberapa tanaman ada yang kurang baik dan buah pun tidak maksimal yang menunjukkan kurang perawatan,” ulas Misbah.
“Berdasarkan kondisi tersebut, tim memutuskan beberapa anakan dibawa langsung untuk dilakukan perbanyakan dan pengembangan ke lokasi lain,” lanjutnya.
BPTP Kepri mengarahkan kelompok tani untuk mengembangkan pertanaman pisang tersebut dengan cara memindahkan anakan dari lahan asal introduksi di Kelompok Tani Makaryo ke lahan lain yang dikelola kelompok ataupun lahan milik pribadi anggota. Bahkan tidak menutup kemungkinan ditawarkan kepada kelompok lain yang berminat dan memiliki lahan yang mendukung pertumbuhan Pisang Kepok Tanjung. Kesesuaian lahan dan pemeliharaan yang rutin sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Pada kesempatan ini, tim BPTP Kepri juga mendiseminasikan varietas unggul pisang dari Badan Litbang Pertanian ini ke kelompok tani lainnya seperti Kelompok Tani Horti Utama yang berlokasi di desa yang sama. Supri sebagai perwakilan dari Kelompok Tani Horti Utama sangat mengapresiasi bantuan anakan Pisang Kepok Tanjung dari BPTP Kepri.
“Kami sangat senang menerima bibit Pisang Kepok Tanjung ini. Varietas yang relatif baru dan nampaknya bagus ini kami harap dapat berhasil dikembangkan dan semakin meluas kepada petani lainnya,” tutur Supri. (Sumber BPTP Kepri)
Petani Bintan Kembangkan Budidaya Pisang Kepok Tanjung
