Pendampingan Penerapan Teknologi Bujangseta di Kabupaten Sambas

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Jeruk Subtropika (Balitjestro) mengembangkan Teknologi Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun (Bujangseta) untuk mempercepat pertumbuhan produksi jeruk dan memecahkan masalah petani dalam membudidayakan jeruk. Terobosan ini dilakukan dengan harapan jeruk dapat berbuah sepanjang tahun dan menghasilkan buah bermutu premium dengan cita rasa sesuai pasar dan kulit buahnya mulus dengan harga yang memadai.

Untuk mendukung mendukung konsep tersebut, tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat pada Rabu (27/10/21) melakukan pendampingan penerapan teknologi Bujangseta pada Kelompok Tani Citra Mandiri II, Desa Gapura, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas. Kabupaten Sambas merupakan daerah yang merupakan sentra produksi jeruk di Kalimantan Barat, diantaranya adalah jeruk Siam, Keprok Terigas, dan Krisma Agrihorti.

Pendampingan dilakukan dengan penerapan kombinasi dari tiga komponen, yaitu pemeliharaan manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen pengendalian hama. Dengan menggunakan tiga proses tersebut, penyakit hama akan lebih mudah untuk dikendalikan dan menghasilkan produksi jeruk yang bagus.

Pendampingan ini dilanjutkan keesokan hari pada kelompok tani yang berbeda namun termasuk di dalam daftar penerima bantuan kegiatan Bujangseta. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya transfer ilmu dengan harapan agar petani dapat mengadopsi teknologi ini untuk mendapatkan hasil panen jeruk yang baik.

Berbuah Sepanjang Tahun

Agribisnis jeruk sering dihadapkan pada permasalahan yang lazim dirasakan oleh petani. Masalah tersebut antara lain masa produksi yang lama dan masa panen bersamaan yang mengakibatkan jatuhnya harga yang kurang menguntungkan bagi petani serta kualitas buah yang kurang bagus. Balitbangtan berupaya menghasilkan teknologi yang mampu memecahkan solusi bagi masalah petani dalam membudidayakan jeruk, salah satunya teknologi Bujangseta.

Dalam website Balitjestro diterangkan bahwa konsep dari Bujangseta adalah produksi jeruk yang bisa berbuah sepanjang tahun (off season) dan menghasilkan buah bermutu premium seragam, citarasa sesuai pasar, kulit buah mulus dengan harga memadai. Dalam mengaplikasikan teknologi Bujangseta, ada beberapa langkah/teknik yang harus dilakukan.

Teknik pertama, pengaturan tajuk atau kanopi dengan cara pemangkasan. Cabang atau ranting yang sakit, cabang atau ranting yang tumbuh berseberang kedalam tajuk, cabang atau ranting yang tumbu dominan, ranting bekas tangkai buah.

Tujuan dari pemangkasan adalah memacu pertumbuhan tanaman dimana tanaman akan tumbuh lebih sehat karena akan memacu pertunasan vegetatif dan generatif lebih seimbang, serta kelembaban dalam tajuk dapat dikurangi dan secara otomatis penyakit akan lebih mudah dikendalikan.

Teknik kedua adalah, pemberian nutrisi atau pemupukan. Pemberian nutrisi organik berupa pupuk kandang sebanyak 40 kg pada tanaman jeruk umur 4.5 tahun sehingga tekstur dan struktur meningkat.

Pola aplikasi peberian pupuk NPK majemuk yaitu kombinasi pemberian pupuk NPK dalam bentuk padat dan pupuk NPK dalam bentuk cair atau kocor secara bergantian dengan interval 1.5 bulan. Langkah pertama melakukan aplikasi pupuk NPK padat yang ditanam melingkar dan ditimbun dibawah tajuk bagian terluar tanaman dengan dosis 500 gr dengan interval perlakuan 3 bulan sekali.

Langkah kedua melakukan aplikasi pupuk NPK cair atau kocor dengan cara melarutkan terlebih dahulu pupuk pupuk NPK padat dengan konsentrasi (1000 gr) + pupuk ZA (250 gr) yang dicairkan atau dilarutkan ke dalam air sebanyak 200 liter dan dikocorkan merata pada 10 tanaman (20 liter pertanaman) secara merata pada tanah di bawah bagian tajuk tanaman, diberikan pada waktu 1,5 bulan setelah aplikasi pupuk padat, dan dilakukan secara bergantian dengan interval pemberian 3 bulan sekali. Sehingga akan diperoleh kombinasi pemberian pupuk padat dan pupuk kocor secara bergantian masing masing 4 kali.

Tujuan pemberian pola pemberian pupuk kondisi tanaman yang sehat yang mampu tumbuh dengan baik, berbuanga dan berbuah secara kontinyu.

Selanjutnya, aplikasi pupuk Kiserit (MgSO4) dengan dengan dosis pemberian 50 gr per 20 liter air per aplikasi dan diberikan pada saat umur buah 15 dan 25 minggu setelah bunga mekar. Tujuannya untuk meningkatkan kadar rasa manis buah di saat masak fisiogis.

Teknik ketiga, pola pengendalian hama dan penyakit. Upaya untuk mengendalikan penyakit dititikberatkan pada penyakit burik kusam, embun jelaga dengan mengendalikan hama penyebabnya diantaranya Aphis, Trip, kutu dompolan dan kutuk sisik dengan model pengendalian perpaduan antara monitoring dan interval pengendalian secara berkala.

Tujuannya siklus perkembangan dan serangan hama dan penyakit dapat dan mudah dikendalikan sehingga diperoleh buah yang berkualitas premium.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author