Panen Raya Largo Super di Bawah Tegakan Pohon Kelapa

Sukabumi, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) melaksanakan panen raya padi dengan teknologi Larikan Gogo (Largo) Super di Desa Purwosedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019).

Panen raya dihadiri oleh Kepala Puslitbangtan, Kepala BPTP Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, Danramil 2214/Surade, Kapolsek Cilacap, Peneliti BB PADI, Peneliti BBSDLP, Peneliti BB Pascapanen, Peneliti BB Biogen, Camat Ciracap, Kades Purwosedar, Kepala UPTD Jampang Kulon, Kepala BPP beserta penyuluhnya dan 25 orang petani.

Dr. Agus W. Anggara dari Puslitbangtan sebagai Penanggung Jawab Kegiatan Largo Super menyampaikan bahwa Demarea Largo di Purwasedar Sukabumi merupakan satu dari tiga lokasi serupa yang pada tahun 2018-2019 ini didampingi langsung oleh Balitbangtan dalam penerapan paket teknologi budidaya largo super. Kegiatan Largo Super di Purwasedar, Sukabumi dilaksanakan di bawah tegakan pohon kelapa dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Varietas yang digunakan adalah Rindang 1, Rindang 2, Inpago 8, Inpago 10, Inpago 12, dan varietas unggul baru (VUB) amphibi Inpari 42 GSR. Varietas lainnya Inpago Unsoed sebagai pembanding.

Selama ini petani padi ladang di kawasan Kecamatan Ciracap menanam padi di bawah tegakan pohon kelapa. Varietas yang biasa digunakan adalah varietas lokal atau padi sawah yang di tanam sebagai padi gogo dengan rata-rata produktivitasnya antara 2-3 ton per hektare (ha).

Agus menyampaikan hasil ubinan dalam gabah kering panen (GKP) yang dilakukan bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Sukabumi yaitu Inpago 8 (5,240 ton/ha), Inpari 42 (5,208 ton/ha), Rindang 2 (5,120 ton/ha), Inpago 12 (4,520 ton/ha), Inpago 10 (3,896 ton/ha), Rindang 1 (3,784 ton/ha) dan Inpago Unsoed (3,552 ton/ha). “Produktivitasnya meningkat antara 10-60% dari kondisi semula,” terang Agus.

Prof. Dr. Hasil Sembiring yang dalam sambutannya mewakili Kapuslitbantan menyampaikan teknologi ini dapat meningkatkan pendapatan petani. “Meningkatkan pendapatan petani solusinya adalah menerapkan teknologi. Dengan rata rata kenaikan 2 ton per hektar saja dari luas demarea 100 ha apabila dirupiahkan 5 ribu per kg hasilnya meningkat 1 miliar hanya dilokasi ini saja,” ungkapnya.

Hasil melanjutkan, teknologi Largo Super ini dapat diadaptasikan dengan tanaman perkebunan. “Di lokasi ini teknologi Largo Super membuktikan bahwa tanaman perkebunan dapat diintegrasikan dengan tanaman pangan. Selain meningkatkan pendapatan petani padi, tanaman perkebunan juga dapat meningkat hasilnya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian kabupaten Sukabumi, Ir. H. Sudrajat menjelaskan bahwa total lahan kering di Kabupaten Sukabumi luasnya 125 ribu hektare. Lahan kering yang biasa ditanami padi gogo rata-rata per tahunnya hanya 24-26 ribu hektare. Sudrajat menyambut gembira penerapan teknologi Largo Super ini di wilayahnya. Ia berharap para petani dapat segera menerapkan teknologi ini.

“Ini peluang untuk meningkatkan produksi yang biasanya hanya 2-3 ton/ha, dengan adanya Largo Super ini produktivitasnya ada yang mencapai 5 ton/ha. Peluang luar biasa ini tinggal menggerakan semua sektor dan semua petani padi untuk memanfaatkan teknologi ini,” pungkasnya. AWA/RTPH/Uje

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author