Panen Perdana Padi Berteknologi IPAT BO di Kabupaten Kampar

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi terus diupayakan pemerintah kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Salah satunya dengan menerapkan inovasi Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT BO).

Teknologi IPAT BO menggunakan berbagai produk pupuk hayati sebagai sumber nutrisi mikroba tanah yang mampu meningkatkan kualitas lahan dan menghidupkan kembali tanah-tanah yang rusak serta dapat menghemat penggunaan air.

Setelah dilakukan penanaman beberapa waktu yang lalu di Binuang, Kecamatan Bangkinang, pada Kamis (1/12/2022) padi yang ditanam sudah membuahkan hasil dan dilakukan panen perdana.

Panen dihadiri Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Kapuslitbangtan) Priatna Sasmita; Gubernur Riau diwakili Kadis Pangan TPH Provinsi Riau, Syahfalefi; Pj. Bupati Kampar, H. Kamsol; Kepala BPTP Riau Shannora Yuliasari; Deputi BI, Kepala PN, Dandim dan Guru Besar Universitas Padjadjaran.

Mewakili Menteri Pertanian (Mentan), Kapuslitbangtan Priatna Sasmita menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih dari Menteri Pertanian kepada para petani dan pemerintah daerah yang terus bekerja sehingga ketersediaan pangan tetap terjaga.

Atas kerja keras semua pihak, pada 14 Agustus 2022, Indonesia mendapatkan Certificate of Aknowledgement dari lembaga penelitian padi terpercaya di tingkat internasional, IRRI. Menurut IRRI, Indonesia dinilai berhasil mencapai swasembada beras karena sukses membangun sistem pertanian dan pangan, serta mengimplementasikan teknologi dan inovasi beras.

Menurut Priatna masih adanya kesenjangan antara inovasi tersedia dan implementasinya, penyebabnya antara lain masih perlu upaya percepatan dan massalisasi. Keragaman agroekologi/lingkungan, perlu spesifik lokasi. Perkembangan inovasi menjawab dinamika usahatani yang terus berkembang. Tidak hanya produksi, tetapi nilai tambah dan daya saing termasuk keberlanjutan. Upaya yang masih perlu dilakukan, melalui optimalisasi.

“Seperti kita ketahui, Provinsi Riau adalah daerah dengan agroekosistem yang beragam. Potensi pengembangan pertanian masih terbuka lebar, baik di lahan sawah, lahan pasang surut, lahan gambut maupun lahan rawa tadah hujan,” ujarnya.

Lahan tersebut didominasi oleh lahan suboptimal yang menyebabkan peningkatan produksi berjalan lambat. Luas baku lahan sawah di Riau saat ini 62.689 hektare (ha) dengan produktivitas 4,02 ton/ha. Untuk meningkatkan produksi ini tidak hanya dengan mengandalkan perluasan areal, namun juga harus diimbangi dengan perbaikan teknologi.

“Apreasi untuk Pemerintah Kabupaten Kampar yang terus berupaya meningkatkan hasil produksi pertanian khususnya komoditas padi, Pemerintah Kabupaten Kampar menerapkan inovasi teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO),” ujarnya.

Priatna menjelaskan, IPAT BO merupakan teknologi hemat air, hemat pupuk anorganik dan hemat benih dan sistem produksi holistik berbasis input lokal (kompos jerami, pupuk hayati, biochar atau arang sekam padi).

Fokus IPAT BO adalah memanfaatkan input lokal sebagai amelioran organik (kompos jerami, dan arang sekam atau biochar) dan kelimpahan organisme tanah mikroba tanah menguntungkan (pupuk hayati, mikroba pemacu tumbuh tanaman) sebagai bioamelioran.

Selanjutnya, mengembangkan acuan teknologi hemat air yang mampu meningkatkan aktivitas biota tanah menguntungkan dan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Serta pengembangan dan mendapatkan teknik tanam yang hemat bibit dan mampu mendorong perkembangan biota tanah, pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman.

“Adopsi inovasi IPAT-BO sebagai teknologi hemat input (air, bibit dan pupuk anorganik) yang bertumpu pada manajemen pemupukan terpadu berbasis bioamelioran diharapkan mampu meningkatlkan efisiensi pemupukan, menaikkan produktivitas dari 5-6 ton/ha menjadi 6-7 ton/ha secara nasional,” tambah Priatna.

Pj. Bupati Kampar, H. Kamsol saat panen menyampaikan pembangunan di bidang pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan stabilitas nasional sehingga harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Menurut Kamsol, stabilitas nasional selalu berkaitan dengan ketersediaan pangan yang cukup memadai bagi kebutuhan masyarakat.

Kamsol mengatakan Teknologi IPAT-BO menggunakan berbagai produk pupuk hayati sebagai sumber nutrisi mikroba tanah. Proses ini berbeda jika menggunakan pupuk anorganik secara terus-menerus yang memicu percepatan degradasi/penurunan kesuburan tanah.

“Selain itu untuk menghasilkan produk beras bermutu bagus beras organik, segala aspek terkait proses juga harus secara organik. Setidaknya, selain teknologi yang unggul, kualitas bibit, pemanfaatan bahan-bahan organik yang mudah didapat, pendampingan, kemitraan, serta proses pengolahan yang juga harus unggul,” kata Kamsol.

Kadis PTPH Provinsi Riau Syahfalefi mengatakan apa yang dilakukan oleh Pemkab Kampar dengan pendekatan teknologi IPAT BO merupakan sebuah terobosan. Selama ini umumnya petani hanya bertani dan menanam hanya mengenal varietas biasa.

Saat ini ada input input teknologi yang dapat mengubah situasi dan tentu saja ini harus disikapi kedepannya karena perlakuan teknologi ini menuntut juga langkah langkah yang diambil apalagi berbasis organik,

“Jika ingin berhasil kedepannya sampai 2.000 hektare yang dicanangkan oleh Bupati Kampar tentu saja nilai jualnya harus berbeda dengan harga jual padi biasa,” ujar Kadis.

Kadis berharap melalui kerjasama yang dilakukan bersama Unpad ini kedepannya harus dikonsep hulu hilirnya, bagaimana sebenarnya pertanian dengan kluster luasan tertentu. Pertanian dapat dimulai dari hulu ke hilir sehingga tidak ada perbedaan perbedaan signifikan terhadap perlakuan dengan teknologi yang bersifat umum. “Apa saja usaha harus berorientasi pasar,” tegas Kadis.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author