Padi Inpari-24 Balitbangtan Pertama Dikembangkan di Bolmut

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Setelah panen Inpari 31, Ciherang dan Inpari 30 pada periode satu, Petani di Binjeita, Kecamatan Bolang Itang Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) langsung menyiapkan bibit Inpari 24 beras merah untuk ditanam. Kegiatan ini untuk mengejar waktu tanam kedua dan meningkatan Indeks Pertanian (IP) Padi.

Freddy Lala, selaku penanggung jawab kegiatan ini mengatakan ada dua kegiatan penting seperti Survei Sumber Daya Air dan Pola Tanam yang digabung dalam kegiatan IP. Kegiatan ini sangat bertalian, dengan produksi lahan sawah tadah hujan. Penentuan lokasi kegiatan IP di Binjeita, sudah melalui tahapan Calon Petani Calon Lahan (CPCL). Di daerah ini memang hanya sekali panen dalam setahun.

Pakar Bidang Hama ini melanjutkan, kegiatan ini untuk mendukung gerakan tanam dan terus menanam padi, jagung, dan kedelai (Pajale) di salah satu kabupaten beras di Sulut. “Maka petani pelaksana kegiatan IP di Binjeita kita gerakkan lagi untuk langsung menyiapkan lahan untuk menanam,” katanya.

Kegiatan pada kawasan 24 hektare (ha) lahan ini didemplotkan di luasan 3 ha. dengan harapan petani sekitar akan mengikuti penerapan teknologi dari 3 ha ke 25 ha.

Lanjut Lala, sesuai tujuan dari kegiatan peningkatan IP, petani yang biasanya hanya menanam sekali dalam setahun didorong dan digerakkan dengan teknologi Balitbangtan agar dapat menanam lebih sekali dalam setahun. Hasil kegiatan periode lalu, walau dengan cekaman kekeringan petani dalam kegiatan ini dapat panen sampai 5 ton per ha. Sementara, petani yang tidak menerapkan teknologi pompanisasi dan aplikasi bio silica hanya panen 20 persen dari luas ditanami.

Teknologi yang diintroduksikan dalam kegiatan ini adalah teknologi hasil Balitbangtan, mulai dari identifikasi sumberdaya air, penggunaan varietas unggul baru (VUB), pengendalian hama terpadu, pemupukan berimbang, aplikasi bio silica, dan pendampingan bersama penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) serta peneliti, tutup Lala.

Ditempat yang sama, Arnold C. Turang, selaku koordinator lapangan perbanyakan benih ES (Extension Seed) padi sawah, menambahkan bahwa BPTP Balitbangtan Sulawesi Utara pada tahun ini memproduksi benih padi Inpari 24 sebanyak 12 ton dan Inpari 31 sebanyak 4 ton. Benih tersebut sudah siap dan sedang disalurkan pada petani untuk mendukung ketersediaan benih unggul baru di daerah, termasuk yang akan ditanam petani saat ini.

Sebagai manager produksi benih padi di Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Balitbangtan Sulut, Turang menyambut baik proaktif kelompok tani Daya Karya di Binjeita, yang sudah siap menanam varietas Inpari 24. Di tempat tersebut, Arnold C. Turang bersama Sonny Pangemanan, teknisi Litkayasa di BPTP Balitbangtan Sulut, langsung turun lapangan dan memberikan contoh aplikasi tanam Jajar Legowo 2:1 pada petani di Binjeita.

Pak Mul dan Ketua Kelompok Daya Karya, menyambut baik pelaksanaan kegiatan yang didampingi langsung oleh sumber teknologi. Mul berharap, kedepan apa yang telah dilakukan pihak BPTP Balitbangtan Sulawesi Utara, dapat diteruskan oleh penyuluh di daerah. Artur/SB

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author