Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulawesi Utara (Sulut) sebagai koordinator Optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Opsin) menggelar rapat koordinasi di Quality Hotel Manado pada Rabu (28/11/2018). Hal tersebut sesuai surat tugas Kepala Badan SDM Nomor:B-8959/TU.040/1/08/2018, tentang penugasan tim monitoring dan evaluasi penataan Alsin.
Kepala BPTP Sulut, Yusuf dalam sambutannya mengajak tim kerja Opsin agar mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian yang telah dibagikan pada petani. Alsin yang ada harus menghasilkan luas tambah tanam (LTT) sehingga akan meningkatkan produktivitas di daerah.
“Bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah harus kita dorong penggunaannya serta optimalkan agar termanfaatkan oleh masyarakat. Pendekatan ini melalui usaha pelayanan jasa alsin, seperti UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan), sebagai inisiator penggerak pertanian di masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut Yusuf berpesan agar jangan sampai ada lahan yang menganggur dan lahan yang tidur, serta petani tidur lelap. Sebab, bantuan alat untuk membantu petani mengolah tanah, telah banyak digelontorkan pemerintah.
“Hal ini harus kita cermati bersama, agar total realisasi olah lahan untuk Traktor Roda dua (TR2) dan Traktor Roda Empat (TR4) lebih optimal. Karena untuk Sulawesi Utara sampai 26 November 2018 baru 70,77 persen,” tuturnya.
Untuk dapat meningkatkan pencapaian target, Yusuf menghimbau penanggung jawab kabupaten agar berada di lapangan untuk mencari lahan-lahan bera, lahan baru panen, dan lahan potensi padi gogo untuk didorong percepatan pengolahan tanahnya. “Terus lakukan koordinasi di tingkat kecamatan dan desa, bersama gapoktan, UPJA, Penyuluh Kecamatan, BPP, Babinsa, Danramil untuk gerakkan olah tanah dan tanam,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut Yusuf mengapresiasi peserta rapat sudah bekerja dengan baik untuk optimalkan Alsintan. “Melalui rapat koordinasi ini, mari kita berbagi pengalaman dan saling informasi pengalaman untuk kesuksesan Opsin,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Distanak Provinsi Sulut, Titov B. Manoi mewakili Kadis Pertanian Sulut, mengemukakan bila tanpa Alsintan untuk mencetak sawah baru dalam setahun, tidak dapat mencapai 5% dari luas sawah yang ada, untuk penuhi target produksi. “Saya yakin dengan Alsin yang ada di Sulawesi Utara cukup banyak, akan meningkatkan LTT dan produksi,” tuturnya.
Menurut Titov, luas sawah yang ada di Sulawesi Utara sekitar 57 ribu hektar, itu cukup dengan Alsin yang ada bila dioptimalkan. Namun, karena petani belum terampil dalam mengoperasikan Alsin, berdampak pada alat tidak optimal bahkan ada yang sampai rusak.
“Untuk itu kita berupaya agar petani melalui pemagangan ke perusahaan penyedia Alsin, atau kita fasilitasi dengan pengoptimalan bengkel-bengkel Alsin di daerah, dan perlu dikerjasamakan dengan BPTP Balitbangtan untuk menfasilitasi pelatihan petani,” tuturnya.
Titov mengapresiasi upaya BPTP yang melaksanakan rapat koordinasi dan berharap kegiatan ini akan membuka wawasan peningkatan penggunaan Alsin ke depan. “Ujungnya terjadinya peningkatan target pengolahan dan tanam di Sulawesi Utara,” imbuhnya.
Setelah pembukaan, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Kepala Balai Batang Kaluku Kemal Mahwud, Evaluasi Opsin oleh Heri Palar, dan Arnold C. Turang terkait Teknik Pelaporan Opsin Basis Media Online. Rapat koordinasi diikuti 38 orang Operator Alsin, Kabid PSP, Kadis Pertanian dan LO Opsin dan Penyuluh dan Peneliti BPTP Sulawesi Utara yang ditugaskan untuk mendampingi di lapangan. Art/SB