Sukoharjo, Technology-Indonesia.com – Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menyampaikan kritik tentang banyaknya hasil riset, namun belum optimal berkontribusi terhadap peningkatan teknologi. Presiden berpandangan, riset-riset di perguruan tinggi maupun di lembaga penelitian kementerian/lembaga harus difokuskan pada aspek kemanfaatan yang langsung dirasakan penggunanya.
Situasi yang digambarkan Presiden Joko Widodo menjadi pelecut terjadinya perubahan dalam penyusunan rencana aksi riset nasional, termasuk juga riset-riset di bidang pertanian. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) sejak 2015 telah melakukan modernisasi pertanian yang dicirikan oleh penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif pada setiap proses produksi, panen, dan pasca panen, serta penggunaan inovasi teknologi terkini.
Pada 2018 Kementan memulai riset dan perekayasaan terkait teknologi alat dan mesin pertanian yang berbasis IoT (Internet of Thing), Cyber-physical System, dan Management Information System. Di bidang alsintan, Kementan juga sudah membuat inovasi teknologi khususnya yang berbasis mekanisasi 4.0. Sukoharjo menjadi salah satu lokasi pencanangan demplot yang mengimplementasikan teknologi ini.
Demonstrasi Teknologi Mekanisasi 4.0 dengan tema Modernisasi Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 dilaksanakan Kementan di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsasri, Kabupaten Sukoharjo, Senin (30/9/2019). Enam alat mesin pertanian dipertunjukkan yakni tiga drone masing-masing Penebar Benih Padi, Penebar Pupuk Prill, dan sprayer; lalu robot tanam padi, Autonomous tractor, serta alat mesin panen padi terintegrasi dengan olah tanah.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam acara tersebut mengatakan, “Saat ini kita saksikan teknologi pengolah tanah, penanam benih tanpa awak juga demo bagaimana benih dapat disebarkan menggunakan drone.”
Lebih lanjut dikatakan, “Dulu kita mengolah tanah sampai dengan panen dengan cara manual yang memerlukan waktu yang lama. Dengan teknologi yang kita saksikan sekarang ini kita dapat melihat bagaimana dasyatnya teknologi dapat mempersingkat waktu sampai dengan 80-90% sehingga indeks pertanaman juga dapat ditingkatkan (dari 1 kali tanam menjadi 2 kali tanam dan seterusnya). Selain itu dengan memanfaatkan teknologi juga dapat menurunkan biaya operasional. Karena itu Kementerian Pertanian akan meneruskan kemajuan teknologi ini.”
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry pada kesempatan yang sama menjelaskan autonomous tractor adalah mesin traktor roda empat yang berfungsi mengolah tanah dengan sistem kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis.
Sedangkan robot tanam padi dapat difungsikan untuk menanam bibit padi di lahan kering atau basah yang mampu berkomunikasi melalui internet dengan sarana GPS dan mampu bekerja mandiri.
Adapun drone tanam sebar benih padi, drone penyemprot pestisida, dan drone penebar pupuk granuler merupakan media yang bisa digunakan secara remote untuk melakukan pekerjaan penyebaran benih, penyemprotan pestisida, dan penyebaran pupuk di lahan-lahan pertanian.
“Ke depan, bukan lagi mimpi para petani Indonesia bisa menugaskan autonomous tractor, robot, dan drone pertanian mereka dengan hanya menatap layar monitor atau ponsel mereka. Saat ini sudah diujicobakan di Serpong,” kata Fadjry.
Kepala Balitbangtan menjelaskan, saat ini sedang dilakukan penyusunan strategi hilirisasi inovasi pertanian. Balitbangtan akan lebih fokus pada berbagai terobosan, antara lain perbaikan mutu dan keunggulan teknologi dan inovasi, baik secara teknis maupun sosial ekonomi.
Balitbangtan juga akan melakukan seleksi teknologi/inovasi hasil litbang yang dinilai benar-benar unggul dan mempunyai daya ungkit signifikan terhadap peningkatan produksi, nilai tambah ekonomi dan sosial suatu produksi/komoditas pertanian, serta memperkuat fungsi dan peran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai ujung tombak hilirisasi inovasi Balitbangtan.
“BPTP-BPTP yang kita miliki akan berfungsi sebagai gerai terdepan untuk mendistribusikan teknologi baru dan inovasi hasil penelitian ke petani dan dunia industri,” pungkasnya.