Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penyakit Karat Puccinia (Japanese White Rust) disebabkan oleh dua macam cendawan yaitu Puccinia chrysanthemi Roze (karat hitam) dan P. horiana Henn (karat putih). Di daerah tropis seperti Indonesia, serangan karat putih lebih umum dijumpai daripada karat hitam.
Gejala serangan karat putih adalah terdapatnya bintil-bintil (pustul) putih pada daun bagian bawah yang berisi telium (teliospora) cendawan atau terjadi lekukan-lekukan mendalam berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Teliospora bersel dua dan berdinding tebal.
Penyakit ini berkembang dengan cepat pada suhu 16°-21°C. Pada serangan lebih lanjut, penyakit ini dapat menghambat perkembangan bunga.
Pada karat hitam, teliospora bersel satu, bulat atau berbentuk ginjal, dengan dinding sel berjerawat berwarna coklat atau putih cerah. Kadang-kadang terdapat urediospora yang bersel dua, dianggap sebagai dua urediospora yang berlekatan. Penyakit ini berkembang baik pada kelembaban tinggi terutama dengan pertanaman yang rapat.
Cara pengendalian penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lingkungan, aplikasi fungisida, penanaman varietas yang tahan/toleran dan perbaikan lingkungan fisik pertanaman terutama aerasi dan kelembaban lingkungan pertanaman dengan penjarangan tanaman atau menanam dengan kerapatan lebih renggang.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian cendawan antagonis Cladosporium yang disemprotkan pada benih saat ditanam. (Sumber Balithi)