Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menggelar studi banding Pengembangan Demfarm Pertanian Modern Berbasis Korporasi ke Jawa Tengah dan Yogyakarta pada 5-9 Agustus 2018. Studi banding diikuti 29 orang petani dari Desa Cipta Marga, Jaya Makmur, Kampung Sawah, Jayakerta, dan Desa Mendang di Kabupaten Karawang.
Studi banding dilaksanakan dalam rangka pembinaan kelembagaan petani pada program Pengembangan Model Pertanian Korporasi Terpadu dan Berkelanjutan di Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang. Rombongan yang didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan beberapa perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang berangkat dari Laboratorium Pascapanen pada 5 Agustus 2018.
Acara pemberangkatan dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Penyuluh Pertanian, perwakilan dari BB Padi, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), dan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Kepala Bidang Program dan Evaluasi BB Padi, Yudistira saat membuka acara mengatakan melalui studi banding ini, diharapkan para petani dapat mempelajari bagaimana korporasi itu berjalan, dan nantinya dapat dipelajari dan dilaksanakan dalam pengembangan Demfarm Pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Hanafi menyampaikan Karawang telah ditunjuk sebagai lokasi percontohan. Petani dan penyuluh sangat mendukung dan ikut aktif membangun Demfarm ini.
“Kelompok tani ke depan diharapkan bisa menjadi pengusaha dengan adanya kegiatan korporasi ini, agar bisa menjadi nilai tambah bagi pendapatan petani,” ungkap Hanafi.
Berkaitan dengan pengembangan demfarm, studi banding ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, ingin memahami bagaimana pengelolaan di seluruh komponen yang ideal untuk nantinya dapat diadopsi. Peserta diharapkan dapat mempelajari dan membandingkan kegiatan yang telah dilakukan oleh petani di Yogyakarta dan Semarang. Tujuan kedua ingin membangun kerjasama yang lebih baik dan lebih hebat untuk para petani.
“Tanpa korporasi demfarm tidak berarti apa-apa. Untuk menuju korporasi pasti membutuhkan perubahan yang besar, karena itu perlu dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak,” tambah Hermanto, penanggungjawab kegiatan kelembagaan petani sekaligus ketua pelaksana kegiatan studi banding ini.
Hermanto mengatakan kunci kesuksesan dari pertanian korporasi adalah para petani itu sendiri. “Bimbingan teknis yang kami lakukan, infrastruktur pendukung maupun mesin mesin pertanian yang kami berikan tidak akan bermanfaat dengan maksimal jika para petani tidak menjalankannya dengan terlembaga,” tuturnya. Nunik/Laela/SB