Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2019 mencanangkan program peningkatan kesejahteraan petani dengan membangun lumbung pangan di lahan rawa. Selama ini potensi lahan rawa cukup besar, namun pemanfaatannya belum tergarap dengan baik.
Kondisi pertanian di lahan rawa memang belum mengembirakan, karena memiliki segudang tantangan yang tidak ringan. Namun, dengan sentuhan teknologi, pertanian di lahan rawa akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Program untuk mewujudkan lahan rawa sebagai lumbung pangan mulai diimplementasikan secara masif pada 2019 melalui program SERASI atau Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani. Pada tahap awal sebanyak 500 ribu hektare (ha) lahan rawa disiapkan pemerintah yaitu 250 ribu ha di Sumsel dan 250 ribu ha di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Untuk mendukung program Serasi, sejak 2018 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng dan Balai Besar Pengembangan Bioteknologi Pertanian (BB Biogen) telah melakukan kerjasama penelitian menyiapkan varietas-varietas padi lokal lahan yang cocok dikembangkan di lahan rawa.
Susilawati, peneliti padi lahan rawa saat melakukan kunjungan lapang ke lahan pertanaman Padi di Kapuas (17/1/2019) mengatakan bahwa produktivitas di lahan rawa masih rendah. Di berbagai daerah, panen padi kurang dari 4 ton/ha masih di bawah angka rata-rata nasional sebesar 5,06 ton/ha.
Kondisi ini salah satunya disebabkan dari minimnya pengetahuan petani terhadap sistem budidaya di lahan rawa. Selain itu luas lahan rawa yang digunakan untuk pertanian masih sangat kecil, hanya 23,8% dari luas total laham sawah di Indonesia. Program Serasi yang diimplementasikan pemerintah ini dapat menambah Luas Tambah Tanam padi.
Sementara itu Kepala BPTP Kalteng F.F.Munier mengatakan kegiatan kerjasama penelitian dalam mendukung program Serasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi Kebun Percobaan (KP) Unit Tatas Kapuas sebagai lokasi penelitian dan siseminasi pengembangan padi-padi lahan rawa pasang surut. Sebanyak 94 aksesi atau varietas padi lokal rawa dari berbagai negara diujicobakan di KP Unit Tatas.
Harapannya, nanti akan diseleksi oleh petani dari aspek tampilan, rasa dan produktivitas. Saat ini, tanaman sedang memasuki fase generatif dan diperkirakan akan panen pada Februari 2019.
Munier berharap semoga ketersedian Varietas Unggul Baru (VUB) padi rawa dapat mendukung program Serasi mewujudkan lahan rawa sebagai lumbung pangan baru. Dedy Irwandi/SB