Kepri Tetap Panen Di Tengah Pandemik Covid-19

 Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kebutuhan pangan tidak dapat ditinggalkan dalam kondisi apapun termasuk dalam situasi pandemik Covid-19. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap warga. Pada awal Maret 2020, di tengah pandemik Covid-19 petani di beberapa kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan panen padi.

Provinsi Kepri memiliki kondisi geografis yang sangat luas dengan jumlah pulau berpenghuni yang cukup banyak, dengan lautan 94% dan daratan hanya 6%. Hal ini tentu berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di masing-masing wilayah kabupaten/kota.

Pada awal Maret 2020, Petani di Kabupaten Kepulauan Anambas dengan semangat telah memanen padi pada lahan seluas 8 hektare (ha) di Desa Bukit Padi dan Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur. Varietas padi yang dipanen meliputi Ciherang, Inpara 6, 8,9, Inpari 34 dengan produktivitas rata-rata sekitar 2 -3,50 ton/ha.

“Kami sangat bersyukur, ditengah kondisi yang seperti ini, petani Bukit padi masih semangat menanam, jadi kami akan terus berusaha mendampingi dengan sepenuh hati,” tutur Indra Dewi, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Jemaja Timur saat melaporkan hasil panen Maret 2020.

Hasil panen Kepulauan Anambas memang relatif naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun produktivitasnya masih rendah sampai sedang. Hal ini disebabkan karena lahan sawah merupakan bukaan sawah baru sehingga banyak kendala dari segi fisik, kimia dan biologi tanahnya. Hal tersebut dicirikan dengan tanah miskin hara, pH cenderung masam, dengan cekaman Al dan Fe yang relatif tinggi.

Begitu juga dengan Kabupaten Lingga, panen serentak pada bulan Maret di lahan seluas lebih dari 20 ha di Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir; Desa Panggak Darat dan Sungai Besar, Kecamatan Lingga; dan Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur. Panen sudah dimulai sejak awal Maret dan diperkirakan hingga April 2020.

Panen padi di Kabupaten Lingga, Kepri

Varietas padi meliputi Inpari 34, dan Inpago Unsoed 1 dengan produktivitas rata-rata sekitar 3,2-4 ton/ha. Kendala yang dirasakan sama dengan kabupaten lainnya yaitu merupakan sawah bukaan baru, faktor kimia, fisika, dan biologi tanahnya belum cukup relevan untuk pertumbuhan padi, dan masih mengalami kekurangan air pada beberapa daerah tertentu.

“Produktivitas tertinggi pada varietas Inpago Unsoed 1 di Desa Panggak Darat, Kecamatan Lingga Timur dengan rerata 4 ton/ha. Selain karena sawahnya sangat luas dan berbentuk hamparan, varietas tersebut tahan terhadap hama, berasnya pulen, enak dan disukai sebagian besar masyarakat Lingga,” ungkap Hernowo Andriantono, SP., Kabid Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga.

Walaupun produktivitas dan areal panen tidak begitu luas, lanjutnya, namun perlu disyukuri karena hasil panen sebagian besar dapat mencukupi kebutuhan pangan beberapa kecamatan di Kabupaten Lingga.

Untuk Kabupaten Natuna, pada Februari sampai Maret 2020, menurut keterangan Nurbaiti, S.P., Kepala Seksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, panen padi seluas lebih dari 23 ha di Kecamatan Bunguran Batubi, Bunguran Tengah dan Serasan Timur. Produktivitasnya antara 2,4 -3 ton/Ha. Bahkan hasil perhitungan yang dilakukan PPL Bunguran Batubi, Mulyadi dan kawan-wakan, beberapa area di Desa Gunung Putri produktivitasnya mencapai 3,5-5,54 ton/ha. Varietas padi yang dominan digunakan adalah Ciherang, Inpago 8 dan varietas lokal.

Panen padi di Kabupaten Natuna, Kepri

Selain tanaman pangan Kepri khususnya Kabupaten Bintan telah memperkuat pengembangan pertanian di bidang hortikultura dengan produksi buncis sebesar 120 kg/hari. Tahun 2020 ini, lahan pertanian jumlahnya meningkat lebih dari tiga kali lipat. Rencananya 107 hektar lahan pertanian di Kecamatan Toapaya akan menerima bantuan dengan rincian lahan durian seluas 68 ha, lahan bawang merah 12 ha, lahan cabai besar 1 ha, lahan cabai rawit 8 ha dan lahan sayuran daun seluas 18 ha bagi kelompok tani yang ada, tutur Bupati Bintan, Apri Sujadi di harian online Kepripedia (12/3/2020).

Terkait panen yang tetap berlangsung di Kepri ditengah pandemik Covid-19, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP., menyampaikan bahwa BPTP Kepri akan terus mendampingi para pejuang pangan, baik dari teknologi maupun dalam bentuk dukungan saprodi kepada kabupaten/kota yang terus bersemangat menjaga kestabilan pangan di Kepri.

“Kami akan terus bersinergi dan berkomunikasi dengan stakeholder di masing-masing kabupaten/kota untuk mendukung pengembangan pertanian, walaupun saat ini terjadi pandemik Covid-19 yang masih belum diketahui kapan akan berakhirnya,” tuturnya.

Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Kepulauan Riau tergolong baik namun belum optimal. Kapasitas dan pembinaan serta penerapan teknologi pertanian perlu ditingkatkan, karena produktivitas masih rendah. Karena itu, peran teknologi sangat dibutuhkan khususnya penggunaan varietas unggul baru (VUB) padi yang memiliki produktivitas tinggi, tahan kekeringan dan toleran terhadap cekaman Al dan Fe. Sektor pertanian juga harus terus menjadi perhatian pemangku kepentingan dalam kondisi apapun. (Sumber: BPTP Balitbangtan Kepri)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author