Kepala Balitbangtan: Pertanian Modern Wujudkan Kesejahteraan Petani

Bogor, Technology-Indonesia.com – Salah satu syarat menjadi seorang profesor harus mampu menghasilkan teknologi yang bisa diaplikasikan atau ada indikasi sudah mulai dikembangkan di masyarakat. Syarat tersebut sesuai dengan tujuan utama Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) untuk menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi rakyat.

Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian, Muhammad Syakir menekankan hal itu usai pengukuhan tiga profesor riset di lingkungan Kementerian Pertanian, di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta, Kampus Penelitian Pertanian Balitbangtan, Cimanggu, Bogor, Senin (9/4/2018).

Tiga profesor riset yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Sahardi Mulia, MS dalam bidang budidaya tanaman, Prof. Dr. Ir. Hasil Sembiring, MSc dalam bidang hidrologi dan konservasi tanah, dan Prof. Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc dalam bidang pemuliaan dan genetika tanaman.

Menurut Kepala Balitbangtan, teknologi yang dihasilkan ketiga profesor ini mendukung pertanian modern yang pernah dicanangkan oleh Menteri Pertanian. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo mengatakan dunia pertanian harus berbasis inovasi teknologi.

“Balitbangtan berkewajiban menghasilkan suatu inovasi. Inovasi ini bukan hanya inovasi teknologi, tetapi inovasi sosial dan inovasi kelembagaan. Inovasi dalam spektrum luas harus disiapkan oleh Balitbangtan, sebab pertanian modern bisa mewujudkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

Pendekatan teknologi ketiga profesor riset ini, lanjutnya, sangat relevan di dalam mengisi target swasembada secara permanen. Tahap awal swasebada yang ditangani Kementerian Pertanian bertumpu pada padi, jagung, dan kedelai (Pajale).

Syakir mengatakan, meskipun kita sudah swasembada padi tetapi laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pangan semakin meningkat, di sisi lain terjadi degradasi lahan. Karena itu perlu inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas tidak hanya di lahan eksisting tapi juga di lahan kering. Salah satunya melalui teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) berdasarkan agro ekosistem yang menekankan efisiensi input untuk meningkatkan produktivitas.

Selain padi, kepercayaan petani terhadap produksi jagung nasional juga meningkat. Syakir mengungkapkan, dua tahun lalu share di dalam benih jagung nasional 43 persen, tetapi sekarang sudah mencapai 60 persen. Di Indonesia bagian timur banyak tumbuh varietas-varietas unggul dengan produktivitas tinggi hasil inovasi Balitbangtan.

Inovasi lainnya adalah teknologi budidaya padi berbasis Tabela (Tanam Benih Langsung) yang menjadi salah satu pilihan yang baik karena tidak memerlukan tenaga kerja tinggi. Tabela yang sudah lama digunakan ini, disisipkan teknologi modern seperti Jarwo Super, sehingga masalah kerapatan tanam dan serangan hama bisa diindari. Selain itu penerapan pupuk jadi lebih mudah.

“Semua teknologi dari profesor riset ini langsung bisa diterapkan terhadap pertanian untuk mendukung program khusus yang sedang berjalan. Ke depan semua profesor riset harus memiliki teknologi yang bisa diaplikasikan terhadap petani. Jadi sesuai tujuan Balitbangtan untuk menghasilkan teknologi yang bisa diterapkan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Pengukuhan Orasi Profesor Riset Pertanian, Plt Kepala LIPI Prof Bambang Subiyanto mengatakan secara nasional pengukuhan tiga Profesor Riset ini merupakan pengukuhan ke 427, 428 dan 429 dari total 9.669 peneliti. Sedangkan secara institusi merupakan pengukuhan ke 129, 130 dan 131 dari total 1.850 peneliti di lingkup Kementerian Pertanian.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author