Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tikus merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman padi. Hama Tikus cenderung menyerang tanaman pada malam hari. Sifat tikus yang cerdik memerlukan jenis perangkap yang optimal untuk mengendalikan tikus.
Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar) termasuk wilayah endemis tikus. Untuk itu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar melakukan gerakan pengendalian (Gerdal) tikus.
Peneliti Balitbangtan, Irma Noviana menerangkan bahwa hama tikus berpotensi menyerang pertanaman padi dari awal sampai dengan akhir. Jika hal tersebut terjadi, akibatnya tak hanya kerugian dari sisi petani tetapi ancaman ketersediaan pangan masyarakat secara umum.
“Jatiwangi ini endemis tikus, maka Gerdal OPT pra tanam ini penting,” tutur Irma yang bertugas di BPTP Jabar ini, Kamis (12/8/2021).
Irma menjelaskan pengendalian hama tikus dilakukan dengan menerapkan teknologi pemasangan plastik TBS (Trap Barrier System) pada saat persemaian dan LTBS (Linear Trap Barrier System) saat pertanaman padi. “Selain plastik di persemaian juga dilengkapi dengan perangkap tikus. Kemudian setelah Gerdal ditindaklanjuti dengan pengemposan,” jelas Irma.
Di kesempatan yang sama, anggota DPR Komisi IV Dapil Jabar IX Kab Majalengka, Sutrisno mengapresiasi Gerdal yang dilakukan bersama-sama. Ia berharap agar petani tetap mempertahankan semangat gotong royong dan aktif dalam memberantas OPT padi.
Sutrisno mengatakan bahwa kegiatan perbenihan padi pada musim tanam (MT) 3 ini dapat menjadi magnet bagi petani lainnya yang tidak biasa tanam pada MT-3.
“Di Kabupaten Majalengka terdapat sekitar 50.000 hektare lahan sawah yang diberakan pada MT-3. Padahal ini potensi untuk meningkatkan produksi beras Kabupaten Majalengka yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan petani di Majalengka,” ujar Sutrisno.
Sistem Bubu Perangkap
TBS atau sistem bubu perangkap adalah teknik pengendalian tikus yang mampu menangkap banyak tikus sawah terus menerus selama musim tanam (sejak tanam hingga panen). TBS dianjurkan untuk digunakan pada daerah endemik tikus yaitu wilayah yang populasi tikusnya selalu tinggi sehingga terjadi serangan tikus pada setiap musim tanam.
Terdapat empat jenis TBS yakni TBS tanam awal (early trap crop), TBS Pesemaian (nursery trap crop), TBS tanam akhir (late trap crop), dan TBS perlindungan penuh (full protection).
Adapun LTBS berupa bentangan pagar plastik setinggi 60-70cm sepanjang minimal 100 meter. Bubu perangkap LTBS dipasang setiap 20 m berselang-seling agar mampu menangkap tikus dari arah habitat dan sawah. LTBS dirancang berdasarkan pergerakan harian tikus sawah yang selalu berpola pergi-pulang antara lokasi bersarang dan tempat makan.
Pasang LTBS diantara sawah dan habitat tikus, seperti tepi kampung, tanggul irigasi, dan tanggul jalan. LTBS juga efektif mengendalikan migrasi tikus, dengan membentangkan LTBS dan memasang bubu perangkap memotong jalur migrasi. (Sumber Balitbangtan)
Kendalikan Hama Tikus di Majalengka, BPTP Jabar Terapkan TBS dan LTBS
