Kenali Penyakit Sapi dengan Takesi

Bogor, Technology-Indonesia.com – Gangguan kesehatan pada ternak sapi membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak berakhir fatal. Untuk mengetahui informasi mengenai penyakit pada sapi dan cara penanganannya, peternak bisa berkonsultasi dengan ahli kesehatan hewan melalui Teknologi Android Kesehatan Sapi (Takesi).

Aplikasi Takesi dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) salah satu unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Melalui Takesi, peternak bisa mengenal penyakit pada sapi, gejala-gejala dan cara penanganan dini, serta berkonsultasi langsung dengan ahli kesehatan hewan maupun memanggil dokter hewan ke lokasi peternakan.

Peneliti BB Litvet, April Hari Wardana mengungkapkan secara garis besar, Takesi terdiri dari empat fitur utama, yaitu penyakit dan gangguan reproduksi pada sapi indukan, penyakit dan gangguan pada anak sapi, manajemen kesehatan sapi dan kontak ahli.

“Takesi memberikan informasi dengan bahasa sederhana tentang bagaimana cara mengenal penyakit pada sapi. Dengan fitur-fitur yang ada di aplikasi tersebut, peternak bisa menelpon dokter hewan yang kontaknya ada di aplikasi. Jadi dokter hewan sebelum berangkat dari Puskeswan sudah tahu penyakit dari sapi yang akan ditanganinya serta peralatan yang harus dibawa,” terang April di Kantor BB Litvet, Bogor pada Rabu (27/3/2019).

Dalam aplikasi yang dikembangkan sejak 2017 ini, peternak bisa mengetahui penyakit sapi melalui gejala klinis. Misalnya gejala kembung, saat diketik pada menu pencarian akan muncul informasi detail, gejala penyakit, pengobatan, hingga cara penanganan. “Kasus kembung jika terlambat penanganannya bisa menyebabkan kematian,” tuturnya.

April mengungkapkan, Takesi juga menampilkan beberapa teknik-teknik unik untuk penanganan penyakit yang tidak diajarkan di bangku kuliah. Di Banyuwangi, kasus kembung ditangani menggunakan tali ban dalam sepeda motor untuk memisahkan rahang atas dan bawah kemudian diberi garam agar si sapi terangsang untuk mengunyah terus sehingga asam lambungnya ternetralisir. Namun, teknik ini merupakan penanganan awal sebelum diobati dokter hewan.

Kelebihan lainnya, Takesi dilengkapi kontak ahli sehingga pengguna dapat langsung berkomunikasi dengan para ahli dari BB Litvet maupun petugas kesehatan hewan setempat baik lewat pesan singkat (SMS) atau telepon. Saat ini sudah tergabung 40 ahli dan dokter hewan dari berbagai daerah.

April mengisahkan, pembuatan aplikasi ini merupakan ide Kepala BB Litvet pada pertengahan 2017. Karena berhubungan dengan penyakit, April membuat tim yang melibatkan Kepala departemen di BB Litvet yaitu departemen toksikologi, virologi, bakteriologi, parasitologi, dan patologi.

Dari berbagai departemen ini terangkum berbagai jenis penyakit sapi, kemudian disarikan kasus-kasus yang banyak terjadi di masyarakat. Data tersebut juga di kroscek dengan dokter hewan di lapangan.

Saat awal pengembangan, April mengaku kesulitan mendapatkan koleksi foto karena dokter hewan jarang mendokumentasikan kegiatan saat menangani penyakit sapi. Akhirnya, ia hubungi secara personal kepada dokter hewan agar saat menanganai kasus untuk didokumentasikan dalam bentuk foto atau video.

Kesulitan lainnya, masih terbatasnya dokter hewan di lapangan yang menjadi anggota Takesi. Saat ini, kontak ahli di Takesi belum mencakup seluruh wilayah, baru di Sulawesi, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Idealnya menurut April, dokter hewan di daerah-daerah menjadi anggota Takesi sehingga lebih dekat ke peternak.

“Kita sudah sosialisasikan pada dokter hewan yang sudah memiliki sertifikat kalau mau dijadikan kontak ahli. Ada yang mau dan ada yang tidak karena sifatnya sukarela dan semuanya gratis,” ujarnya.

Sejak diluncurkan pada 2017, aplikasi yang bisa diakses gratis menggunakan smartphone ini sudah diinstall atau dipasang melalui Google Play Store oleh 4.159 pengguna. Selain Takesi, BB Litvet juga mengembangkan aplikasi sejenis untuk kesehatan kambing dan domba dengan nama Go Sheep-Vet pada 2018. Selanjutnya pada 2019, BB Litvet akan mengembangkan aplikasi untuk kesehatan unggas.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author