Kementan Latih Petani Olah Tanah Tanpa Bakar

Pekanbaru, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berperan aktif dalam mengatasi kebakaran lahan. Salah satunya melalui penerapan teknologi olah tanah tanpa bakar menggunakan mekanisasi pertanian dan aplikasi mikroba dekomposer.

Staf Ahli Menteri Pertanian Dr. Sam Herodian mengatakan Kementan telah menyiapkan teknologi pertanian untuk mencegah kebakaran lahan. Kementan juga menyiapkan berbagai macam alsintan (alat dan mesin pertanian) untuk menerapkan teknologi tersebut seperti traktor, combine harvester, drone untuk menebar benih, dan lain-lain.

“Penggunaan drone untuk menebar benih padi dan bisa dimodifikasi sebagai sprayer untuk penyemprotan,” lanjutnya Sam Herodian saat memberi sambutan dalam Demonstrasi dan Sosialisasi Teknologi Olah Tanah Tanpa Bakar di Kelurahan Agrowisata, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru pada Rabu (23/9/2019).

Cara bakar saat membuka lahan, lanjutnya, memang praktis, murah, dan cepat. Namun cara tersebut menimbulkan kerugian luar biasa, seperti berisiko menyebabkan kebakaran yang lebih besar dan tidak terkendali; menyebabkan kabut asap yang mengganggu kesehatan, transportasi dan berbagai aktivitas ekonomi; menyebabkan hilangnya sejumlah unsur hara dan bahan organik; serta menimbulkan emisi gas rumah kaca.

Ada beberapa tahapan dalam penyiapan lahan tanpa bakar seperti penggunaan escavator untuk membersihkan alang-alang atau semak, dan pengolahan tanah dengan traktor roda 4, dan penggunaan drone untuk hambur benih di lahan sawah atau seeder di lahan kering.

Penggunaan alat mekanisasi pertanian dalam penyiapan lahan dan tanam ditujukan untuk menciptakan ruang pertumbuhan yang baik bagi perakaran tanaman, menghilangkan sumber/inang penyakit JAP, dan serta meningkatkan efisiensi kerja. Berdasarkan uji yang dilakukan Kementan, mekanisasi pertanian juga mampu menurunkan biaya produksi sekitar 30% dan mampu meningkatkan produktivitas lahan 33,83%.

Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) juga telah membuat dekomposer untuk pengomposan ilalang maupun gulma pada lahan sehingga bisa menjadi pupuk organik yang berguna untuk tanaman.

Penggunaan dekomposer pada prinsipnya merupakan usaha mempercepat dekomposisi bahan organik, terutama terhadap sisa tanaman berkayu. Mikroba decomposer ini dapat membantu mempercepat pelapukan pangkasan gulma dan sisa tanaman menjadi kompos sehingga pembakaran tidak diperlukan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau, Dr. Salwati menyampaikan bahwa BPTP Riau siap mendampingi dan mengawal petani dalam proses olah tanah tanpa bakar yang telah dianjurkan oleh Kementan.

Demontrasi dan sosialisasi olah lahan tanpa bakar ini dihadiri oleh Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ketua KTNA Pusat, Kepala BPPSDMP, Direktur Alsintan, Kepala BBSDLP, Kadis TPHBun Prov Riau, Kepala Karantian Kelas 1 Pekanbaru, penyuluh, dan petani.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author