Kementan Dorong Kebangkitan Jeruk di Sambas

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian melalui Balitjestro, Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengembangkan penelitian untuk mendorong kembalinya kejayaan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Serangan penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) yang berkepanjangan sejak 2008, membuat produksi jeruk di Kabupaten Sambas anjlok.

Kabupaten yang berbatasan dengan Serawak-Malaysia ini merupakan salah satu sentra agribisnis jeruk penting di Indonesia. Karena, sembilan persen pasar jeruk nasional dipenuhi oleh Kabupaten Sambas.

Pada tahun 2008, luas area jeruk di Kabupaten Sambas mencapai 11.328 ha. Walaupun selalu ada penambahan luas tanam setiap tahunnya, pada 2016 luas tanam menjadi hanya 7.281 ha. Artinya, selama 8 tahun telah terjadi penurunan 4.047 ha.

Produksi buah jeruk Siam di Kabupaten Sambas sangat berfluktuatif dan cenderung menurun. Pada 2014 produksinya mencapai 147.105 ton. Namun, pada 2017 produksi anjlok sebesar 37% menjadi hanya 93.093 ton. Pada 2015 dilaporkan luas serangan penyakit CVPD mencapai sekitar 20% dari luas areal yang ada di Kabupaten Sambas dari 26% pada 2008.

Dalam upaya mengembalikan kejayaan agribisnis jeruk di Sambas, Balitbangtan fokus melaksanakan kegiatan pengembangan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Tebas untuk kawasan penanaman baru dan Kecamatan Sebawi. Kegiatan ini menuntut dukungan industri perbenihan jeruk yang tangguh. Pasalnya, di Kabupaten Sambas benih jeruk liar tanpa label biru bebas beredar bahkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan benih jeruk berlabel biru.

Karena itu, dilakukan pendampingan teknologi dan bimbingan teknis (Bimtek) kepada petani, petugas dan penangkar di Citrus Center di Segedong, Kecamatan Tebas (19/9/2018). Bimtek diikuti sekitar 50 orang petugas lapang dan penangkar benih jeruk di Sambas. Kegiatan bimtek menghasilkan kesepakatan yaitu ke depan para penangkar akan memproduksi benih jeruk yang lebih baik agar upaya kembalinya kejayaan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas segera terealisasi.

Arry Supriyanto, Peneliti Utama Balitbangtan sebagai penanggung jawab penelitian jeruk di Sambas secara tertulis menyampaikan bahwa di Desa Pusaka dan Matang Lebong pada September 2016 telah dibangun masing-masing 1 ha demplot yang ditanami benih jeruk berlabel biru bermutu yang dikelola dengan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS).

Model perbenihan ideal untuk Kabupaten Sambas telah diimplementasikan di Desa Segedong oleh kelompok penangkar Jaya Sempadong dibawah binaan Balitjestro dengan membangun rumah kassa BPMT (Blok Penggandaan Mata Tempel) untuk menjadi contoh cara memproduksi benih jeruk bermutu premium bagi 4 kelompok penangkar lainnya. Kegiatan ini diharapkan dapat menuntaskan permasalahan perbenihan jeruk yang ada dan melahirkan industri benih yang tangguh di Kabupaten Sambas.

Rumah Kassa BPMT yang dibangun berukuran 6 m x 12 m ini berisi 550 tanaman. Jika pemeliharaan dilakukan optimal, akan dihasilkan 40-50 ribu mata tempel setiap kali panen. Jika setahun bisa dipanen 2 kali, maka akan diproduksi 80-100.000 mata tempel/tahun. Dengan kondisi iklim seperti di Sambas, BPMT di Segedong berpotensi bisa dipanen 3 kali setahun.

Komitmen baik dari pemerintah setempat maupun seluruh pelaku agribisnis jeruk di Sambas untuk fokus pada program yang telah dirumuskan menjadi kunci utama keberhasilan program mengembalikan kejayaan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas. Fajar/SB

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author