Dua Peneliti Utama Balitbangtan Dikukuhkan Menjadi Profesor Riset

Bogor, Technology-Indonesia.com – Majelis Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mengukuhkan dua peneliti utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menjadi Profesor Riset. Pengukuhan tersebut menambah jumlah Profesor Riset di Balitbangtan, Kementan menjadi 143 orang, sementara untuk tingkat nasional menjadi 548 orang.

Dua Peneliti Utama yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset adalah Dr. Drs. Sudarmaji, MP di bidang hama dan penyakit tanaman serta Dr. Ir. Setyadjit, M.App.Sc di bidang teknologi pascapanen. Keduanya secara berurutan merupakan profesor Riset ke 547 dan 548 secara nasional dan Profesor Riset ke 142 dan 143 di Balitbangtan, Kementan. Saat ini Professor Riset yang masih aktif sebagai PNS di Kementan berjumlah 44 orang dari 1.656 peneliti dan total 5.981 PNS di Balitbangtan, Kementan.

Sebelum dikukuhkan, dua Peneliti Utama tersebut melaksanakan Orasi Profesor Riset yang digelar oleh Majelis Profesor Riset Kementan di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor pada Selasa (25/02/2020). Orasi profesor Riset ini dilaksanakan didepan 300 tamu undangan dari berbagai instansi khususnya Kementan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Litbang Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, stakeholder penelitian dan pejabat daerah lainnya. Orasi juga dihadiri Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo dan Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry.

Pada kesempatan tersebut, Sudarmaji menyampaikan orasi berjudul “Inovasi Teknologi Pengendalian Hama Tikus Terpadu Berbasis Bioekologi Untuk Pengamanan Produksi Padi Nasional”. Ia berhasil mengembangkan inovasi teknologi pengendalian hama tikus sawah yaitu teknologi Linnear Trap Barrier System (LTBS) dan Trap Barrier System (LTBS) yang terbukti efektif untuk menangkap tikus sawah dalam jumlah besar, secara terus menerus, tanpa menggunakan umpan dan tanpa efek jera.

Selain itu, Sudarmaji juga mengembangkan Konsep Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT), sebuah konsep baru yang telah menjadi rujukan nasional. Penerapan PHTT di daerah endemik hama tikus dapat menurunkan kerusakan tanaman padi hingga 30% atau menyelamatkan hasil panen 2,1 ton/hektare (ha).

Secara nasional penerapan PHTT berpotensi menyelamatkan hasil panen padi 4 juta ton setiap tahun setara Rp 18 triliun. Hasil penelitian Sudarmaji telah memberikan kontribusi besar secara nasional dan dapat diandalkan dalam upaya mengamankan produksi padi untuk ketahanan pangan nasional.

Sementara Setyadjit menyampaikan orasi berjudul “Inovasi Teknologi Teknologi Proses Pascapanen Buah Tropis untuk Pemenuhan Standar Ekspor. Ia berhasil menemukan dan merakit beberapa inovasi teknologi penyeragaman kualitas, ekspose material, modifikasi lingkungan simpan untuk pemenuhan standar ekspor buah segar.

Setyadjit berkeyakinan teknologi ekspose material merupakan teknologi utama yang perlu dikembangkan secara massif khususnya untuk mendorong ekspor buah segar Indonesia. Sedangkan untuk produk intermediate telah ditemukan inovasi teknologi formulasi, pasteurisasi dan fabrikasi yang perlu dikembangkan. Teknologi proses intermediate merupakan teknologi prospektif.

Penerapan teknologi proses pascapanen berpotensi mendulang devisa ekspor nilainya besar mencapai US$ 2.451 M buah segar; dan US$ 110 M buah intermediate. Dari 21 juta produksi buah potensial ekspor baru 1 juta ton yang terekspor. Dengan menerapkan teknologi proses pascapanen standar ekspor maka arus barang ke konsumen luar negeri berjalan lancar, pencegahan over suplai dalam negeri dan penstabilan harga.

Menurut Setyadjit, selain kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk merealisasikan potensi ekspor diperlukan usaha penyelesaian bottle neck yang ada yakni ekstrak nabati memerlukan vakum evaporator kapasitas besar, 1-MCP dan material nano teknologi memerlukan kapasitas besar untuk memproduksi wax coating memerlukan mitra yang berkomitmen tinggi.

Hasil penelitian Setyadjit ini akan memperkuat program GraTiEks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) khususnya pada buah-buahan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author