Jakarta, Technology-Indonesia.com -Tumpang sari tanaman atau yang biasa dikenal dengan Turiman merupakan salah satu inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) guna meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dengan optimalisasi atau pemanfaatan lahan kering.
Kepala Balitbangtan, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si pada berbagai kesempatan menekankan bahwa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan ujung tombak diseminasi dan transfer teknologi hasil-hasil penelitian dan diseminasi varietas unggul baru (VUB). Misalnya diseminasi VUB jagung NASA-29 kepada petani; teknologi Turiman padi, jagung, dan kedelai; serta inovasi teknologi lainnya seperti teknologi peningkatan indeks pertanaman.
Sejalan dengan arahan Kepala Balitbangtan, BPTP Balitbangtan Bengkulu menerapkan teknologi ini pada lahan display seluas 3,5 hektare (ha) bekerjasama dengan Kelompok Tani Sumber Makmur 3 dan Tunas Harapan, Desa Lawang Agung, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Tim BPTP Bengkulu dan petani tetap memantau perkembangan pertumbuhan tanaman sampai tahap panen. Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan agar pertanian tidak boleh terhenti. Petani sebagai pejuang dan garda terdepan dalam penyediaan pangan, tetap melakukan kegiatan olah tanah, olah tanam hingga panen dengan tetap memperhatikan anjuran protokol pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Panen jagung varietas Nasa 29 ini dilaksanakan bersama Petugas Pertanian Lapangan (PPL), Kepala Desa dan perangkat desa, serta petani kooperator pada Kamis (9/4/2020). Produktivitas rata-rata yang diperoleh mencapai 8,8 ton/ha.
Penyuluh Pertanian Desa Lawang Agung dan sekaligus Petugas Pertanian Kecamatan (PPK) Air Periukan, Dwi Waskito, S.P., memberikan apresiasi kepada BPTP Balitbangtan Bengkulu karena telah memilih Desa Lawang Agung sebagai lokasi display Turiman.
“Saya sebagai penyuluh Desa Lawang Agung mendukung sekali Program Turiman ini karena teknologi Turiman secara nyata dapat meningkatan produksi tanaman pangan, menekan pertumbuhan gulma dan menekan intensitas serangan hama/penyakit. Teknologi Turiman adalah salah satu cara yang tepat untuk dikembangkan di masyarakat tani,” ungkap Dwi.
Senada dengan Dwi, petani kooperator, Kirman Effendi, S.Sos juga menyampaikan rasa terima kasih dengan pendampingan teknologi Turiman dari BPTP Balitbangtan Bengkulu. Petani sudah sering menanam jagung, ungkapnya, akan tetapi dengan menggunakan benih jagung varietas Nasa 29 dapat memperoleh hasil yang cukup tinggi meskipun pada saat awal pertanaman mengalami cekaman kekeringan juga dan serangan ulat pada masa pertanaman.
“Mantap, selanjutnya kami akan tetap menanam jagung varietas Nasa 29,” tambah Kirman.
Tim BPTP Bengkulu bersama Petugas Pertanian Kecamatan (PPK) Air Periukan, Dwi Waskito, SP, sebelum panen berkesempatan memberikan penyuluhan tentang protokol pencegahan penularan Covid 19 dan mendistribusikan poster tentang informasi Covid-19, cara pencegahannya, serta membagikan masker secara gratis kepada para petani.
Kepala BPTP Balitbangtan Bengkulu, Dr. Yudi Sastro, SP., MP senantiasa mengingatkan peneliti, penyuluh, teknisi/litkayasa yang akan melaksanakan tugas kedinasan agar selalu mengikuti protokol pencegahan Covid 19 dengan disiplin.
“Kita juga harus memberikan pemahaman kepada petani kooperator agar tetap waspada ditengah pandemi global ini. Aktivitas pertanian tidak boleh berhenti karena terkait dengan kebutuhan hajat hidup orang banyak, tetapi petani, penyuluh dan Tim BPTP Bengkulu juga harus memperhatikan seluruh protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Penting untuk selalu menerapkan physical distancing (menjaga jarak), rajin mencuci tangan dengan sabun serta menggunakan masker saat beraktivitas di luar,” pesan Yudi.