Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Fadjry Djufry menerima kunjungan CEO Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) Dr. Andrew Campbell di Kantor Pusat Balitbangtan, Jakarta pada Kamis (1/8/2019). Para kunjungan tersebut, CEO ACIAR mengapresiasi kerjasama jangka panjang dengan Balitbangtan.
Kepala Balitbangtan menerima kunjungan CEO ACIAR bersama Kepala Puslitban Tanaman Pangan Dr. Harris Syahbuddin, Kepala Puslitbang Peternakan Dr. Atien Priyanti, Sekretaris Badan Dr. Prama Yufdy, Kepala Puslitbang Perkebunan diwakilkan oleh Dr. Jelfina C. Allouw dan Kepala BBSDLP diwakilkan oleh Dr. Asmarhamsyah.
Membuka perbincangan Fadjry menegaskan bahwa kerja sama dengan ACIAR telah dilaksanakan sejak 35 tahun yang lalu. Ruang lingkup kerja sama saat ini terkonsentrasi di sektor peternakan dan hortikultura. Kepala Balitbangtan menegaskan peran ACIAR masih dimungkinkan pada komoditas lain seperti tanaman sayuran, misalnya kentang atau di sektor perkebunan seperti komoditas kelapa dan juga kopi atau lada.
Andrew Campbell saat menanggapi usulan terkait kelapa menjelaskan bahwa saat ini negara-negara Pasifik sedang berupaya mempertahankan plasma nutfah kelapa yang sedang mengalami kepunahan. Negara-negara seperti Indonesia, Philipina, Fiji, Vanuatu dan Papua New Guenea berpotensi atas plasma nutfah kelapa yang beragam.
Jelfina menambahkan bahwa Indonesia saat ini sedang menggagas penelitian dengan University of Queensland tentang micro-propagasi untuk kelapa melalui kultur jaringan. Prama Yufdy juga menambahkan bahwa Pemda Sulawesi Utara saat ini sudah berkomitmen untuk 200 hektare (ha) lahannya akan diperuntukkan sebagai bank gen kelapa.
Kerja sama ACIAR di bidang peternakan menurut Campbell sampai saat ini merupakan yang terbaik dalam pengelolaannya. Atien Priyanti mengatakan, Crop Cow dan Palm cow masih tetap berjalan sampai tahun 2023. Kegiatan ini juga dilaksanakan di beberapa Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimatan Selatan, NTB, NTT, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Sementara, Dr. Harris menyampaikan bahwa untuk bidang tanaman pangan peran ACIAR terkait dengan penyakit pada tanaman singkong juga diperlukan dan saat ini kerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara dan NTB dilaksanakan terkait topik tersebut.
Hal lain diungkap Campbell bahwa sampai saat ini program yang ditawarkan ACIAR tidak saja terkait dengan penelitian namun juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Training bergelar untuk Ph.D walau saat ini berkurang tapi tetap ada melalui John Dillon Fellowship. Termasuk, untuk short course training bagi petani juga bisa dilakukan melalui beberapa mekanisme John Allwright Fellowship ataupun mekanisme fellowship lainnya.
ACIAR juga menyampaikan bahwa pada Maret 2020 akan dilaksanakan Policy Advisory Councill Meeting di Indonesia. ACIAR akan bermitra dalam melaksanakan kegiatan ini termasuk dengan Balitbangtan, ungkapnya menutup pertemuan.