Jakarta, Technology-Indonesia.com – Bunga kol (Brassica oleraceae) merupakan jenis sayuran yang cocok tumbuh di dataran tinggi. Namun berkat kemajuan teknologi budidaya, bunga kol pun bisa dikembangkan di dataran rendah.
Melalui kajian yang dilakukan di kegiatan visitor plot Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah (Kalteng) sayuran bernilai ekonomis tinggi ini mampu tumbuh dengan baik di lahan marginal dataran rendah Kalteng.
Peneliti bidang hortikultura, Anang Firmansyah dalam siaran pers yang diterima Technology-Indonesia.com (4/5/2018) mengungkapkan harga bunga kol di Palangka Raya cukup menarik berkisar antara 15 – 30 ribu rupiah perkilogramnya. Ada enam varietas bunga kol yang sudah dikaji BPTP Kalteng yaitu PM 126, Mona, Diamond, Bima 45, Ilona, dan Snow White.
Lebih lanjut Anang mengatakan produksi bunga kol selain tergantung varietas, teknik budidaya dan musim, juga umur panen. Umur panen terbaik umumnya 55 HST (Hari Setelah Tanam). Produksi bunga kol mencapai 0,507 – 0,680 kg per butir, dengan tingkat kemanisan 5,5-8,7%. Tingkat kemanisan mahkota mencapai 6,5-10,2% dan tingkat kemanisan tangkai mahkota 4,6-7,3%.
Budidaya bunga kol diawali dengan pembibitan dengan sistem tebar di media semai berupa kotak kayu. Seminggu kemudian ditanam di potray selama 2 minggu dan selanjutnya ditanam di lapang. Penanamannya menggunakan sistem baris ganda 40 x 60 cm dengan mulsa plastik hitam perak. Lahan diolah gembur dengan bedengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm.
Pemberian pupuk dasar seminggu sebelum tanam menggunakan pupuk kandang ayam 20 t/ha, Dolomit 2 t/ha, NPK 16:16:16 300 kg/ha, SP 36 300 kg/ha dan KCl 250 kg/ha. Pupuk susulan digunakan sistem kocor pada umur 7 dan 14 HST masing-masing digunakan 0,6 kg NPK 16:16:16 + 0,3 kg Urea dilarutkan dalam 1 drum air (200 liter).
Umur 21 HST digunakan 0,6 kg NPK 16:16:16 + 0,3 kg Urea + 0,8 KCl dilarutkan dalam 1 drum air. Umur 28 HST digunakan 1,2 kg NPK 16:16:16 + 0,6 kg Urea + 0,8 KCl dilarutkan dalam 1 drum air. Umur 35 HST digunakan 1,2 kg NPK 16:16:16 + 0,6 kg Urea + 0,8 kg KCl dilarutkan dalam 1 drum air. Setiap pemberian pupuk susulan sebesar 200 cc per lubang.
Untuk pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara rutin dan melihat gejala serangan di lapangan.
Anang berharap pengembangan budidaya bunga kol dataran rendah dapat menjadi suatu terobosan dan celah bisnis baru bagi petani di Kalteng.