Jakarta, Technology-Indonesia.com – Minapadi merupakan usaha budidaya ikan di sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam areal yang sama. Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu abad lalu. Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan.
Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan yang cukup tinggi. Keuntungan yang didapat dari usahatani minapadi berupa peningkatan produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah.
Model minapadi merupakan terobosan baru usaha pertanian yang sedang diterapkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Kepulauan Riau (Kepri) di Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Luas lahan pertanian padi yang ada di Bintan sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan optimalisasi lahan yang ada.
Untuk optimalisasi lahan maka BPTP Kepri pada tahun anggaran 2020 mengintroduksikan teknologi minapadi. Pengembangan tahap pertama dilaksanakan di kampung Parit Bugis, Desa Bintan Buyu seluas 0,15 hektare (ha) dan pengembangan kedua di kampung Poyotomo, Desa Sri Bintan seluas 0,50 ha.
Teknologi yang digunakan varietas Inpara 8 Jajar legowo 2:1 dengan bibit umur muda, 1 bibit/lubang, pupuk organik (kompos) 5,0-10 ton/ha, dan pupuk anorganik ½ dosis rekomendasi budidaya padi sawah biasa (sesuai hasil uji tanah). Kemudian, ikan nila merah untuk pembesaran sampai dengan umur panen padi.
Teknologi ini berbeda dengan minapadi pada umumnya, karena dibuat parit dengan kedalaman 0,8-1 meter. Pada minapadi biasa kedalaman paritnya hanya 0,5 meter. Kolam dalam ini membuat pergerakan ikan menjadi lebih leluasa. Sinar matahari juga leluasa masuk ke tanah, sehingga pertumbuhan ikan dapat lebih maksimal.
Kegiatan tanam padi dilakukan mulai 18 Maret 2020 yang didampingi oleh dari Tim BPTP Kepri yang terdiri dari R. Catur Prasetiyono, Lutfi Humaidi, dan Faqihuddin Waziz. Penebaran ikan nila merah direncanakan 27 maret 2020 sebanyak 40 kg/1000 m2.
Menurut Kepala BPTP Kepri, Sugeng Widodo, salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat guna. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, misalnya menerapkan teknologi budidaya minapadi.
Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain dapat meningkatkan keragaan hasil pertanian dan pendapatan petani juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat meminimalisir organisme pangganggu tanaman (OPT) pada tanaman padi. Kelebihan minapadi lainnya adalah perbaikan sifat kimia tanah khususnya pH, dan peningkatan kapasitas tukar kation (KTK).
Pengembangan teknologi minapadi merupakan kegiatan pengembangan kawasan pertanian berbasis inovasi padi di Desa Sri Bintan dan Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Kepri. Sugeng menjelaskan, penentuan lokasi berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu aksesibilitas, agroekosistem lahan sawah, pengembangan komoditas unggulan daerah, potensi sumberdaya alam, dan sentra lahan sawah di Kabupaten Bintan. Pertimbangan lainnya yaitu ketersediaan sumberdaya manusia, serta titik ungkit inovasi saat ini dan akan datang berperan mensukseskan program. Selanjutnya adalah kelembagaan ekonomi petani sudah terbentuk dan operasional antara lain Gapoktan, Koptan, dan BUMDES.
Sugeng yang telah memiliki kisah sukses dalam pengembangan mina padi di Sleman Yogyakarta juga mengatakan bahwa selain pengembangan mina padi direncanakan pada kegiatan ini dilakukan pendampingan demplot budidaya varietas unggul baru (VUB) padi baik untuk konsumsi maupun perbenihan padi. Hasil panen padi akan ditingkatkan dengan penerapan teknologi pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah value added. Harapan lainnya dari model ini yaitu pengembangan kawasan yang berbasis agrowisata. (BPTP Kepri/Ltf)