BPTP Kepri Dukung BI Siapkan Batam sebagai Barometer Bawang Merah di Kepri

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Bank Indonesia (BI) melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi yang bersumber dari komoditas pertanian khususnya di era pandemi Covid-19. Salah satunya pengembangan bawang merah di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Batam dan Tanjungpinang merupakan area survei nasional inflasi di Kepulauan Riau. Karena itu, Bank Indonesia mengembangkan beberapa komoditas pertanian yang mempengaruhi inflasi diantaranya cabai dan bawang merah.

Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri bersama Kepala Tim Implementasi KEKDA (Kebijakan Ekonomi Keuangan Daerah), Konsultan Pengembangan UMKM, dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Batam melakukan assessment lokasi pengembangan bawang merah di Batam (4/6/2021). BI juga menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepri sebagai pendamping teknologi dalam pengembangan komoditas tersebut.

Acara digelar Bank Indonesia di sekretariat kelompok Tani Sumber Rezeki, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam. Berdasarkan rekomendasi DKPP Batam, Bank Indonesia akan mentargetkan Nongsa sebagai kawasan pengembangan bawang merah di Kepri.

Dalam proses assesment-nya, BPTP Kepri ikut andil dalam penentuan lokasi berdasarkan kondisi biofsik lahan dan data rumah tangga tani hasil dari baseline survey. Kepala BPTP Kepri Sugeng Widodo menyampaikan bahwa menurut hasil baseline survey lahan pertanian Kelompok Tani Sumber Rezeki ini sesuai untuk pengambangan bawang merah.

“Tanah disini top soil-nya masih tebal antara 20-40 cm, tekturnya lempung berpasir, strukturya gembur, ditambah lagi dari hasil uji Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) P dan K nya sedang, meski C-organic kurang dan pH masam, masih bisa ditolong oleh beberapa teknologi Balitbangtan dalam pengembangannya agar lebih sesuai,” tambahnya.

Sugeng juga menyampaikan bahwa pembuatan teras dan penggunaan tanaman penguat teras untuk mengimbangi lahan yang berlereng serta penambahan dolomit 1-2 ton/ha dan bahan organik 4-6 ton/ha perlu dilakukan.

“Apalagi dengan teknologi proliga bawang merah, BPTP Kepri siap dampingi pengembangan bawang merah di Nongsa dan menjadikan Batam sebagai barometer bawang merah di Kepri,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, BPTP Kepri memberikan satu paket PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) untuk keperluan pengujian ketersediaan hara aktual tanah di lapangan pada lahan-lahan kering Batam kepada DKPP Batam.

Baseline Survey

Sebelumnya, BPTP Kepri bersama Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepri melakukan baseline survey pengembangan bawang merah di sekretariat Kelompok Tani Sumber Rezeki, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam (3/6). Sebelum melakukan baseline survey, tim diberikan coaching oleh Kepala BPTP Kepri Sugeng Widodo dengan memberikan arahan, petunjuk teknis, dan kuisioner. Isi kuisioner berisi data-data biofisik lahan serta rumah tangga tani calon lokasi pengembangan bawang merah.

BPTP Kepri menugaskan tim, Jonri Suhendra Sitompul dan Firsta Anugerah Sariri (penyuluh) mendampingi Kepala Tim Implementasi KEKDA Mualam Noor dan Konsultan Pengembangan UMKM dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepri Jaja Soemantri, serta Penyuluh Pertanian DKPP Kota Batam, Wahyu Purwadessy Dalga untuk melakukan proses assessment.

Kepala Tim Implementasi KEKDA Mualam Noor menjelaskan dalam rangka pengendalian insflasi, Bank Indonesia berencana mengembangkan demplot Bawang Merah di Batam, di salah satu lahan pertanian Kecamatan Nongsa sesuai rekomendasi DKPP Kota Batam. Untuk memastikan potensi lokasi tersebut maka akan dilakukan assessment yang hasilnya akan disampaikan pada Jumat (4/6/2021).

Setelah diskusi dan wawancara, Tim bersama dengan anggota kelompok tani Sumber Rejeki melakukan survei lokasi yang akan dijadikan demplot pengembangan bawang merah dengan luas 1 hektare (ha). Tim BPTP Kepri bersama BI melakukan pengambilan sampel tanah untuk dilakukan uji laboratorium. Pada kesempatan tersebut Tim BPTP Keperi melakukan uji analisa tanah dengan menggunakan PUTK.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan diketahui bahwa jenis tanah pada lokasi pengembangan adalah Podsolik Merah Kuning dengan struktur tanah gembur (granuler) dan bertekstur lempung berpasir. Lahan tersebut berada pada lereng dengan kemiringan 30%, pada ketinggian 35 mdpl.

Hasil uji PUTK menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan P dan K sedang, dan Kadar C Organik dalam tanah yang kurang. Tingkat keasaman tanah juga agak masam ditunjukkan pada kondisi pH tanah 5-6. (Sumber BPTP Kepri)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author