Bernilai Ekonomis Tinggi, Balithi Eksplorasi Tanaman Bucephalandra di Kalteng

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Beragam tanaman hias menarik perhatian Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri Ekspose Inovasi Tanaman Hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (9/9/2021). Salah satunya, Bucephalandra atau lebih dikenal dengan nama Buce, tanaman air bernilai ekonomis tinggi.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menerangkan bahwa Bucephalandra merupakan salah satu jenis tanaman semi aquatic di Kalimantan Tengah yang belum banyak dikenal. Namun tanaman ini mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sudah diekspor ke 40 negara.

Untuk itu, Balithi melakukan eksplorasi tanaman Bucephalandra di Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk mengoleksi tanaman Bucephalandra spesifik Kalimantan di Balithi. “Ini akan kita dorong untuk dikembangkan dan dibudidayakan sehingga masyarakat mendapatkan manfaat hasil eksplorasi peneliti-peneliti kita,” tutur Fadjry.

Eksplorasi tanaman Bucephalandra oleh peneliti dan teknisi Balithi yaitu Mawaddah, Rustiandi, dan Fauzi Awaludin pada 16-19 Juni 2021. Kegiatan eksplorasi ini didampingi oleh Tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah dan petani pengekspor Bucephalandra.

Bucephalandra adalah salah satu jenis tanaman semi aquatic. Bentuk daun dan warna yang elegan membuat tanaman ini paling dicari para aquascaper seantero dunia. Potensi pengembangan untuk tanaman hias Bucephalandra masih terbuka luas dan harus terus didorong untuk tanaman ekspor.

Menurut Fauzi Awaludin, kegiatan eksplorasi ini bertujuan untuk mengamankan koleksi sumber daya genetik (SDG) Bucephalandra yang ada di Kalimantan. Tanaman Bucephalandra ini sudah dikenal di Sampit, Kalimantan Tengah. Masyarakat biasanya mengambil Bucephalandra dari hutan kemudian dipelihara di rumah untuk perbanyakan.

Dari kegiatan eksplorasi ini diperoleh Bucephalandra spesies endemis Kalimantan Tengah dan diperoleh beberapa variannya. Spesies tanaman yang ditemukan yaitu Bucephalandra Bukit Batu, Buchelandra Velvet, Bucephalandra Vespula sp, Bucephalandra Skeleton King sp., Bucephalandra pink lady, Bucephalandra Maharani, Bucephalandra Sordidula sp., Bucephalandra Silver Grey, Bucephalandra Penelope, Bucephalandra Goliath, Bucephalandra Paris Kalteng, dan Bucephalandra Afika.

Bucephalandra ditemukan tumbuh sebagai tikar padat di atas batu sungai di atas hutan tropis lembab, sehingga penduduk setempat menjuluki tanaman ini sebagai tanaman “amfibi”. Bucephalandra saat ini dibudidayakan juga di luar habitat aslinya di bawah percikan air yang terus-menerus untuk meniru habitat aslinya.

Karena eksotik dan hanya didapatkan di alam Borneo, para aquascaper Amerika rela mengeluarkan 70 US Dollar untuk satu rumpun kecil Bucephalandra. Harga jual Bucephalandra di dalam negeri juga cukup menjanjikan Rp 500 ribu – Rp 1 Juta per kg, tergantung jenisnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author