Solo, Technology-Indonesia.com – Pendaftaran varietas merupakan upaya untuk melindungi varietas lokal yang dimiliki oleh daerah secara hukum agar tidak diambil atau dicuri oleh pihak lain terutama negara lain. Untuk itu, upaya percepatan pendaftaran varietas lokal menjadi penting untuk dilakukan.
Hal ini yang mendasari penyelenggaraan Workshop Evaluasi Pelaksanaan Percepatan Pendaftaran Varietas Lokal serta Sumber Daya Genetik (SDG) yang Terkonservasi dan Terdokumentasi Tahun 2018 oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Balitbangtan di Solo Jawa Tengah, Jumat (2/11/2018).
Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam percepatan pendaftaran itu yaitu adanya kerjasama antara Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat tanda daftar dengan BBP2TP dalam melakukan upaya khusus (Upsus) untuk mempercepat proses pendaftaran varietas lokal.
Kerjasama dilakukan karena BBP2TP mempunyai perpanjangan tangan di semua provinsi yaitu BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan harapan target pendaftaran varietas lokal sebanyak 300 buah dapat tercapai dalam waktu 1 tahun.
Acara yang berlangsung pada 2-3 November tersebut dihadiri Kapus PVTPP yang diwakili Kabid Pelayanan PPVTPP Ewin Suib, Kepala BBP2TP diwakili Kabid KSPHP, Achmad Subaidi, Kepala BPTP Jawa Tengah Harwanto, Kepala BPTP DKI Etty Herawati, serta para Penanggung Jawab Kegiatan SDG seluruh BPTP se-Indonesia.
BBP2TP mengorganisir seluruh BPTP untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan pendaftaran varietas lokal yang dimilikinya melalui tahapan kegiatan yaitu eksplorasi, identifikasi, inventarisasi, konservasi, karakterisasi dan pendaftaran yang telah berlangsung sejak 2013 hingga sekarang.
Sudah banyak SDG spesifik lokasi unggul yang telah dikarakterisasi bahkan dikonservasi, baik secara in-situ bekerja sama dengan para petani atau masyarakat setempat ataupun secara ex-situ dikonservasi di kebun koleksi SDG Kebun Percobaan milik BPTP. Untuk materi genetik tanaman pangan telah disimpan sebanyak 800 di Bank Gen Balitbangtan yang dikelola oleh BB Biogen (Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian) di Bogor.
Sumber daya genetik tanaman pangan hasil karakterisasi yang sangat potensial dan perlu dikembangkan dan telah diajukan pendaftarannya di PPVTPP antara lain Padi Hitam Makaryo dan Andel Hitam dari Yogyakarta, Padi Siam Busu padi lokal lahan rawa dan pasang surut dari Kalimantan Tengah, Padi lokal lahan kering Ruguk dari Kalimantan Barat, Sorgum Gando Bura dan Shorgum Latu Kala dari Nusa Tenggara Barat, Gembili Maninggombu dari Papua dll. Buah Durian Bamban Birin dari Kalimantan Selatan, Durian Utek Udang dari Kalimantan Tengah, Buah Anggur Papua dari Papua, dan beberapa varietas lokal lainnya.
Menurut Kabid KSPHP, Achmad Subaidi, Indonesia adalah negara dengan kekayaan SDG yang melimpah dan beragam (megabiodiversity). Negara yang kaya akan SDG pertanian memiliki peluang menjadi produsen utama produk-produk pertanian karena SDG spesifik lokasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk merakit varietas unggul baru dan mendorong industri benih nasional.
Jika SDG lokal tersebut dikembangkan, dan dilestarikan diyakini menjadi potensi eknomi baru bagi daerah dan memberi manfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat serta ketahanan pangan. Sudah banyak daerah di Indonesia yang menjadikan produk varietas lokal sebagai Indikasi Geografis, serta menjadi ikon daya tarik dalam pengembangan pariwisata dan kegiatan ekonomi daerah.
Pada kegiatan workshop tersebut peserta dibekali ilmu teknik fotografi. Hal tersebut penting sebagai upaya meningkatkan kemampuan peserta dalam melengkapi bukti visual terkait materi SDG dan bagi masyarakat yang ingin mempelajari arti penting SDG dan ragamnya dapat berkunjung ke BBPTP di Bogor, ujar Achmad Subaidi. MRZ/SB