Benih Sehat dan Kuat, Kunci Keberhasilan Budidaya Cabai Rawit

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Salah satu kunci keberhasilan budidaya cabai rawit adalah dengan menggunakan benih/bibit cabai yang sehat dan kuat. Cabai rawit merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan cocok dikembangkan di daerah tropis terutama sekitar khatulistiwa. Tanaman ini paling cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 meter dpl. Meskipun begitu, cabai rawit juga bisa tumbuh baik hingga ketinggian 1.000 meter dpl.

Penyiapan benih cabai yang sehat dilakukan di persemaian mulai dari perlakuan benih dengan merendam benih cabai rawit ke dalam air hangat selama kurang lebih 30 menit untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah cendawan/hama terbawa benih, lalu ditiriskan. Selanjutnya masukkan benih kedalam polybag sedalam 0,5 cm. Tutup permukaannya dengan media tanam secara tipis-tipis lalu ditutup dengan daun pisang untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.

Benih akan tumbuh maksimal setelah dua minggu. Tapi biasanya pada hari ke-7 bibit sudah mulai tumbuh. Bibit cabe rawit siap dipindahkan ke lahan setelah berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 3-4 minggu setelah semai.

Pencegahan virus kuning pada cabai yang ditularkan oleh kutukebul Bemisia tabaci Genn bisa dimulai dari persemaian. Karena itu persemaian cabai yang telah dilakukan di rumah kassa Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Natar untuk menekan serangan hama dan penyakit. Sebelum dilakukan persemaian rumah kassa disemprot dengan insektisida spirotetramat +imidaklorpid (1.0 ml/l). Bibit cabai yang telah berumur 2 dan 4 minggu setelah semai dilakukan penyemprotan larutan insektisida Tiametoksam (0.5 ml/l) dengan dosis 50 ml/tanaman.

Varietas cabai rawit yang dipakai pada kegiatan pengkajian pemanfaatan tanaman sela cabai rawit pada tanaman lada yang belum menghasilkan yaitu varietas Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, sedangkan pembanding dari varietas unggul baru (VUB) swasta yaitu Canon.

Varietas unggul cabai rawit Prima Agrihorti yang telah dilepas tahun 2017 ini memiliki rasa yang pedas serta buah yang lebat dan memiliki. Potensi hasilnya tinggi kurang lebih sebanyak 9,64 – 20,25 ton/ha. Umur berbuah varietas Prima Agrihorti yaitu 45 – 71 hari setelah tanam. Sedangkan umur mulai panen antara 115 – 149 hari setelah tanam.

Sementara Rabani Agrihorti merupakan varietas cabai rawit yang memiliki buah sangat lebat dan hasil tinggi mencapai 13 ton/ha. Umur mulai panen 130–160 hari setelah tanam. Buah muda berwarna kuning kehijauan dan pada saat masak berubah menjadi oranye. Buahnya mempunyai rasa pedas dengan kadar kapsaisin 610 ppm atau 0,06%. Varietas Rabani Agrihorti cocok dikembangkan di daerah dataran medium sampai dataran tinggi.

Di tengah adanya wabah Covid-19 Tim Pengkajian Pemanfaatan Tanaman Sela di Tanaman Lada BPTP Lampung terus beraktivitas di IP2TP Natar. (Sumber: BPTP Lampung)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author