Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad NasirĀ berpartisipasi pada The Education World Forum 2018: Global Summit for Education Minister di London, Inggris, 22-24 Januari 2018. Forum bergengsi ini diselenggarakan oleh lima Kementerian Inggris bersama potensial mitra strategis dari berbagai institusi pendidikan tinggi dan kalangan pebisnis dari seluruh dunia.Ā
Ā
Dalam pembukaan forum, disampaikan urgensi untuk mempersiapkan generasi muda di seluruh dunia, sehingga mereka mampu untuk berpikir inovatif, berkompetensi dalam bidang keilmuan masing-masing, optimum dalam menjalani kehidupan. Hal ini disampaikan oleh oleh Rt Hon Damian Hinds MP (Secretary of State for Education – UK), Dominic Savage (Forum Director) dan Gavin Dykes (Program Director) saat pembukaan forum.
Ā
Menristekdikti Nasir dalam sebuah panel memaparkan visi, misi dan program Kemristekdikti dalam rangka mempersiapkan generasi muda dan menyongsong Revolusi Industri ke-4. Pembicara lain dalam panel tersebut adalah Dr. Mmantestsa Marope (Director, International Bureau of Education, UNESCO),Ā HE Maria De Las Mercedes Miguel (Secretary of State for Innovation and Quality in Education, Argentina), dan Rod Smith, Managing Director, Education, Cambridge University Press.Ā Ā
Ā
Menristekdikti mengemukakan Indonesia melalui Kemenristekdikti mengundang perguruan tinggi terbaik di dunia untuk bekerja sama dalam meningkatkan mutu institusi pendidikan tinggi di Indonesia, mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan tinggi, terutama terkait persiapan sumber daya manusia menghadapi Revolusi Industri ke-4.Ā
Ā
Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten di masa depan. Tiga literasi baru tersebut adalah Data Literation, Technology Literation dan Human Literation.Ā
Ā
Literasi Data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari Big Data dalam dunia digital. Literasi Teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja, seperti Coding, Artifical Intellence (AI), dan prinsip-prinsip teknik rekayasa (engineering principles). Sedangkan Literasi Manusia (SDM) adalah dalam bidang Kemanusiaan, Komunikasi dan Desain (Rancangan) – yang perlu dikuasai oleh semua lulusan sarjana di Indonesia.
Ā
Khusus untuk Literasi Manusia (SDM), strategi yang harus diterapkan kepada generasi penerus adalah mereka harus mampu berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dapat melakukan pendekatan kemanusian dengan melaksanakan komunikasi yang baik dan berbobot, selain harus menguasi desain kreatif dan inovatif.Ā
Ā
Menteri Nasir juga menekankan, keberhasilan Indonesia untuk menggiring SDM muda menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang ditentukan oleh kualitas dari dosen, guru, maupun tenaga pendidik lainnya. Mereka harus menguasai Skills (dalam kepemimpinan dan tim kerjasama), kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global (Cultural Agility), serta mempunyai kemampuan untuk berwirausaha (Entrepreneurship), termasuk penguasaan social entrepreneurship.Ā
Ā
Adopsi teknologi baru ke dalam Revolusi Industri-4 juga ditandai dengan kemampuan SDM Indonesia untuk melakukan berbagai terobosan inovasi, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan informasi dari internet dengan optimum, memperluas akses dan meningkat proteksi Cyber Security.Ā Yang menggembirakan, Indonesia masuk dalam kategori negara yang siap untuk menjalankan Revolusi Industri ke-4.Ā Ā
Ā
Hal ini merujuk kepada report awal dari the preliminary 4IR Country Readiness Evaluation, dimana Indonesia dikatakan sebagai kandidat potensial dan siap untuk menyambut Revolusi Industri ke-4. Untuk ini, Indonesia yang mendapatkan keuntungan dari foreign direct investment (FDI), terus menerus membangun infrastruktur dalam bidang pendidikan tinggi, untuk mempersiapkan Revolusi Industri ke-4.Ā
Ā
Menristekdikti juga mengatakan bahwa Indonesia saat ini telah mencapai peringkat ke-36 (2016/2017) dari 137 Negara di dunia, merujuk dari laporan Global Competitiveness Index. Angka ini melonjak 5 angka dari peringkat 41 (2015/2016). Posisi ini antara lain dipengaruhi oleh indeks market size Indonesia yang mencapai ranking ke-9, perkembangan macroeconomic environment yang mencapai peringkat ke-26, serta kenaikan indeks infrastruktur dalam 5 tahun terakhir.
Ā
Perkembangan Revolusi Industri ke-4 di Indonesia, juga ditunjukkan dengan berkembangnya sistem online perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam memasarkan produk-produknya.Ā Untuk itu, tenaga kerja Indonesia harus menguasai teknologi digital. Hal ini perlu dimulai dari perbaikan dan atau reorientasiĀ program pendidikan tinggi, sehingga dapat menghasilkan sarjana yang berkualitas.Ā
Ā
Tiga prinsip yang perlu diterapkan adalah Competency-based Education (pendidikan berbasis kompetensi); The Internet of Things (IoT), penggunaan internet dalam sistem pengajaran;Ā Virtual/Augmented Reality (pengembangan sistem pendidikan berbasis maya (virtual), untuk peningkatan transfer teknologi dari luar ke Indonesia; serta Artificial Intelligence (pengembangan platform pendidikan online, sehingga mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan melalui online.Ā
Ā
Oleh sebab itu, Indonesia menyambut baik institusi pendidikan tinggi asing, yang mau bekerja sama dalam pembangunan cyber universities di Indonesia, serta mengembangkan sistem pengajaran jarak jauh.Ā
Ā