Balitbangtan Rakit Pisang Ambon Kuning Tahan Penyakit Layu Fusarium

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pisang merupakan komoditas buah-buahan utama yang banyak dikonsumsi masyarakat karena bernilai gizi tinggi dan harganya relatif terjangkau. Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya tanaman pisang adalah produktivitas, mutu dan gangguan biotik dan abiotik. Gangguan faktor biotik yang utama adalah serangan penyakit layu fusarium.

Dalam rangka perbaikan genetik, metode persilangan tidak mudah dilakukan karena sebagian besar pisang tidak menghasilkan biji fertil. Karena itu, perlu metode lain yang mampu membangkitkan keragaman genetik tanpa melalui persilangan. Bioteknologi selular atau in vitro telah banyak diadopsi di berbagai negara untuk pemuliaan pisang.

Salah satu program pemuliaan pisang yang penting selain peningkatan produktivitas atau mutu adalah menghasilkan varietas yang tahan penyakit layu fusarium atau penyakit panama. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum Schlect f.sp. Cubense (Foc) yang menyerang hampir semua jenis pertanaman pisang. Kerusakan yang disebabkan oleh Tropical Race-4 (TR4) dapat menggagalkan panen atau bahkan menyebabkan kematian.

Bioteknologi selular dapat diterapkan untuk memperoleh karakter baru yang tidak tersedia pada sumber gen pada plasma nutfah yang ada, yaitu dengan menginduksi keragaman somaklonal melalui mutasi buatan yang disertai dengan seleksi in vitro. Cara ini dapat mempercepat diperolehnya varian baru dengan berbagai sifat atau karakter yang diinginkan.

Deden Sukmadjaja dari Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (22/4/2018) mengatakan metode ini telah dibuktikan oleh peneliti di Taiwan yang berhasil mendapatkan beberapa varian somaklonal pisang Giant Cavendish seperti GCTCV-215 dan GCTCV-218 yang toleran terhadap penyakit layu fusarium dengan peningkatan berat tandan buah hingga 50%.

Dalam beberapa tahun terakhir, BB-Biogen berkolaborasi dengan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) dalam merakit tanaman pisang Ambon Kuning memiliki produktivitas tinggi dan tahan terhadap penyakit layu fusarium. Metode yang digunakan ialah induksi mutasi dilanjutkan dengan seleksi in vitro menggunakan suspensi spora Foc.

Pengujian beberapa galur somaklonal pada lokasi endemik fusarium di Bogor dan Solok telah dilakukan selama empat generasi. Pengujian tersebut memperoleh dua galur harapan dengan peningkatan produktivitas 10-25% dan memiliki tingkat ketahanan moderate terhadap serangan layu fusarium.

Harapannya, galur harapan tersebut segera dapat didaftarkan sebagai varietas unggul ambon kuning yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan lebih tahan terhadap penyakit layu fusarium. Pisang ambon kuning tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani pisang nusantara.

Deden Sukmajaya berharap pengujian untuk kepentingan pendaftaran dapat segera diperoleh hasilnya, sehingga bisa dilanjutkan dengan perbanyakan benih dalam upaya diseminasi produk penelitian tersebut.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author