Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebanyak 15 orang anggota Kelompok Tani Ternak (KTT) Kebun Telaga dari Desa Pringgasela Timur, Kabupaten Lombok Timur melakukan kunjungan belajar ke KTT Ngiring Datu, Desa Karang Kendal, Kabupaten Lombok Utara pada hari Kamis (23/10/2020). Kunjungan belajar bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan peternak dalam menerapkan inovasi teknologi pembiakan “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun”.
Inovasi teknologi ini merupakan hasil penelitian yang sudah terbukti meningkatkan produksi dan produktivitas sapi potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB) bekerjasama dengan Universitas Mataram dan Universitas New England di Australia melalui kegiatan Indobeef sedang melakukan penelitian cara pemassalan suatu inovasi berkelanjutan yang terbukti dapat meningkatkan hasil pendapatan peternak.
KTT Kebun Telaga merupakan salah satu kelompok yang dipilih menjadi tempat demonstrasi dan tempat belajar inovasi teknologi “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun” di Lombok Timur. Kelompok Kebun Telaga melakukan kunjungan belajar di Kelompok Ngiring Datu yang telah menerapkan inovasi teknologi pembiakan tersebut dan terbukti berhasil.
Paket inovasi teknologi pembiakan “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun” terdiri dari beberapa komponen yaitu penyapihan pedet, perkawinan terkontrol, pemberian pakan sesuai kebutuhan ternak, pengendalian parasite, pemanfaatan legume pohon sebagai pakan berkualitas nutrisi tinggi dan sanitasi kandang. Diharapkan setelah melakukan kunjungan belajar, peserta dapat mencontoh dan menerapkan inovasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi di wilayahnya.
Sebelum berangkat ke Lombok Utara, rombongan diterima kepala BPTP NTB Awaludin Hipi di ruang pertemuan BPTP-NTB. Kepala BPTP-NTB berharap peserta kunjungan belajar dapat menyerap sebanyak mungkin informasi, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan inovasi teknologi “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun” dan menyebarluaskan inovasi tersebut kepada rekan-rekan peternak lainnya.
Lebih lanjut dikatakan, jika masing-masing peserta dapat menerapkan dan mengajak sebanyak 5 peternak lain untuk menerapkan, maka akan ada 75 peternak yang mendapatkan manfaat dari kunjungan belajar tersebut. Jika model ini diteruskan, dalam waktu yang tidak terlalu lama inovasi teknologi ini bisa tersebar luas kesemua peternak pembiakan di Lombok Timur.
Kepala BPTP juga menyampaikan selain informasi inovasi teknologi peternakan, BPTP-NTB juga merupakan sumber informasi dan teknologi untuk tanaman pangan dan holtikultura.
Kunjungan belajar ini menggunakan metode farmer to farmer extension. Peternak yang sudah menerapkan inovasi menyampaikan pengalamannya dalam menerapkan inovasi dan manfaat yang dirasakan setelah menerapkan inovasi. Selain itu, pada kunjungan belajar ini pengurus kelompok berkesempatan belajar tentang kelembagaan yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan inovasi teknologi “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun” tersebut.
Tahapan selanjutnya setelah kunjungan belajar, peserta beserta anggota kelompok lainnya yang tidak ikut dalam kunjungan akan melakukan pertemuan untuk melakukan analisa kontras. Analisa kontras merupakan cara yang digunakan untuk membantu peserta kunjungan melihat dan membandingkan kondisi di lokasi kunjungan dan di lokasi sendiri dan mendiskusikan kemungkinan untuk di contoh sesuai dengan kondisi setempat. Hasil analisa kontras digunakan oleh kelompok untuk menyusun rencana kerja penerapan inovasi teknologi “Satu Induk Satu Anak Satu Tahun”. (Sumber BPTP NTB)
KTT Kebun Telaga Belajar Satu Induk Satu Anak Satu Tahun
