Balitbangtan Kenalkan Teknologi Largo Super Pada Petani Gunungkidul

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Potensi peningkatan produktivitas padi dan peluang optimalisasi pemanfaatan luas lahan padi tadah hujan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat besar. Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) menaruh perhatian besar dalam upaya peningkatan produktivitas padi lahan kering tersebut.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan luas lahan kering di kabupaten Gunungkidul berkisar 37.000 – 40.000 hektar dan ditanami padi gogo seluas 42.000 hektar setahun. Luasan ini sangat besar dibandingkan padi sawah yang hanya 7.865 ha dan rata-rata ditanami padi seluas 15.000 hektar setahun.

Balitbangtan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (puslitbangtan) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta menaruh perhatian besar dalam upaya peningkatan produktivitas padi lahan kering tersebut. Perhatian ini diwujudkan melalui program pengembangan tanaman padi di bawah tegakan tanaman kayu putih seluas 100 ha di Dusun Mengger, Kecamatan Nglipar. Pengembangan padi di lahan tersebut telah siap dimulai setelah curah hujan cukup untuk tumbuhnya bibit tanaman padi.

Pengembangan tanaman padi Dusun Mengger akan menggunakan teknologi Larikan Gogo Super (Largo Super) yang merupakan teknologi terkini budidaya padi lahan kering. Dinas Pertanian Gunungkidul, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan petani sangat mendukung pengembangan ini dan kompak belajar bersama-sama dalam satu tujuan peningkatan produktivitas padi mendukung program ketahanan pangan Indonesia.

Largo Super serupa dengan Jarwo Super yang selama dua tahun terakhir telah dikembangkan di lahan sawah irigasi di DIY. Largo Super sarat dengan penerapan teknologi, mulai pengaturan jarak tanam jajar legowo 2:1, penggunaan benih unggul antara lain varietas Inpago dan Rindang, dan mikroba perombak bahan organik yang disebut sebagai biodekomposer.

Teknologi lain yang diterapkan adalah penggunaan pupuk hayati untuk menyelimuti benih padi, pengendalian hama dan penyakit tanaman hingga penerapan mekanisasi pertanian. Alat pertanian yang digunakan adalah alat tanam benih langsung (Atabela) yang ditujukan untuk mempercepat waktu tabur benih dan menghemat jumlah tenaga tabur benih.

Dalam penerapan teknologi Largo Super, para ketua kelompok tani didampingi oleh Mulyadi, peneliti sekaligus koordinator kegiatan. Ketua Kelompok Tani Sedyo Utomo, Yatin mengungkapkan teknologi Largo Super ini benar-benar hal baru bagi petani. Yatin berharap teknologi ini berhasil meningkatkan produktivitas padi.

Karena teknologi ini merupakan hal baru bagi petani, BPTP Balitbangtan Yogyakarta melakukan pendampingan massif. Salah satunya melalui bimbingan teknis (Bimtek) dan uji coba penggunaan Atabela (17/10/2018) oleh peneliti alsintan, Mahargono Kobarsih. Dalam Bimtek, terjadi proses belajar, inisiatif, ide dan umpan balik dari para petani terkait Atabela.

Inilah salah satu fungsi hadirnya BPTP di kelompok tani, yaitu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani melalui keterlibatan aktif petani dalam proses belajar bersama, antara lain melalui bimbingan teknis. Model pengembangan teknologi budidaya padi gogo dengan larikan gogo dan penerapan mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi dan produktivitas padi lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Arlyna B. Pustika/SB

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author