Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa negara.
Dalam upaya pengembangan kakao di Kalimantan Tengah (Kalteng), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) menyalurkan sebanyak 5.000 bibit Kakao varietas Hibrida F1 kepada kelompok tani Usaha Maju Bersama, Kelurahan Petuk Ketimpun Kota Palangka Raya (26/11/2018).
Kepala BPTP Kalteng F.F.Munier dalam sambutannya mengatakan penyaluran bibit kakao kepada masyarakat merupakan dukungan nyata Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) untuk meningkatkan produktivitas kakao di Kalteng. Bibit yang disalurkan merupakan bibit Kakao unggul Hibrida yang berasal dari Pusat Penelitian Kakoa dan Kopi Jember, sehingga diharapkan 2-3 tahun sudah dapat berbuah dan hasilnya tinggi.
Lebih lanjut Moenir mengatakan hal penting dalam bertanam coklat adalah perawatan mulai dari penyiapan lahan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Penyemprotan hama dilakukan untuk menjaga agar buah tidak busuk dan hitam katanya.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Prov. Kalteng, Rawing Rambang upaya pengembangan kakao di Kalteng sudah dilakukan sejak tahun 1999. Saat itu Kalteng telah menjadi lokasi Pengembangan Perkebunan Wilayah Khusus (P2WK) Kakao.
Namun sejak 2017 Pemprov. Kalteng terus mengembangkan potensi pertanian dengan menganggarkan Rp 1,4 Miliar untuk pengembangan kakao di tiga kabupaten yaitu Barito Utara, Barito Selatan, dan Kotawaringin Timur.
Sementara itu, Hepi Erland, Ketua kelompok Tani Usaha Bersama mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih memperoleh bantuan bibit unggul kakao ini dan akan melaksanakan petunjuk teknis untuk mengembangkan kakao di kota Palangka Raya.
Menurutnya, kakao merupakan tanaman primer atau bahan makanan, sehingga harganya relatif stabil bila dibanding komoditas perkebunan lainnya dan pemasarannya juga relatif mudah. Harga kakao kering berkisar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Dedy Irwandi/SB