Jakarta, Technology-Indonesia.com – Presiden Joko Widodo saat acara pembukaan Rakernas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) awal Februari 2020 menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah untuk menanam akar wangi sebagai upaya pencegahan erosi dan longsor. Instruksi ini langsung ditindak lanjuti oleh Bupati Gowa Adnan P. Ichsan dengan mencanangkan penanaman akar wangi serentak di seluruh wilayah Kabupaten.
Ide tersebut muncul karena pada akhir Januari 2019 terjadi bencana banjir besar dan tanah longsor di Kabupaten Gowa yang menyebabkan terjadinya korban jiwa cukup besar. Untuk mewujudkan idenya tersebut, Bupati Adnan menggandeng Kementan yang dalam hal ini Badan Litbang Pertanian untuk menyiapkan benih unggul akar wangi dari varietas unggul baru (VUB) yang sudah dilepas.
Acara penanaman serentak diikuti 22 ribu peserta terdiri dari aparat pemerintah daerah, TNI, Kepolisian, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, siswa dan berbagai komponen masyarakat lainnya. Penanaman dilakukan di 11 Kecamatan, 71 desa yang memiliki wilayah rawan longsor karena topografinya yang memiliki lereng yang cukup curam.
Adapun benih yang disiapkan ada 180 ribu benih dimana 30 ribu diantaranya disiapkan oleh Badan Litbang Pertanian. Selain dukungan benih, Badan Litbang Pertanian juga menggelar bimbingan teknis bagi para Kepala Desa, Koramil, Kapolsek, Penyuluh tentang pengetahuan akar wangi.
Acara tanam serentak dipimpin langsung oleh Bupati Gowa beserta Ketua Penggerak PKK Kab Gowa serta Muspida Kabupaten Gowa. Hadir mewakili Badan Litbang Pertanian, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Evi Savitri Iriani. Bupati Gowa dalam sambutannya mengharapkan agar dengan penanaman akar wangi, maka tebing-tebing yang banyak terdapat di wilayahnya bisa terjaga dan tidak terjadi longsor.
Nantinya penanaman akar wangi akar diatur sesuai dengan tingkat kemiringan lereng. Untuk Kawasan yang kemiringan masih <300 maka akan tetap diperbolehkan menanam tanaman palawija atau tanaman bernilai ekonomi diantara deretan akar wangi yang ditanam rapat membentuk pagar.
Evi Savitri dalam keterangannya menjelaskan bahwa Akar wangi yang ditanam di Gowa adalah VUB Verina 2 yang sebenarnya memiliki kandungan atsiri cukup tinggi 1,5% dengan kadar vetiverol 55,48%.
“Tetapi dibanding VUB Verina 1, Verina 2 memiliki akar yang lebih kokoh dan panjang, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi. Akar wangi memiliki banyak akar serabut selain akar tunjang yg menghujam ke dalam tanah. Akar serabutnya bila ditanam rapat akan menahan erosi tanah di permukaan sedang akar tunjangnya akan menghujam seperti tiang beton di dalam tanah untuk mencegah terjadinya longsor,” urai Evi lebih lanjut.
Acara tanam massal yang dilakukan di tengah hujan deras di tepi bendungan Bili bili juga mendapat apresiasi dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) yang memberikan penghargaan rekor terbanyak penanaman akar wangi serentak di Indonesia maupun di dunia. Penghargaan juga diberikan kepada Buati sebagai penggagas rekor tersebut.
Semoga penghargaan ini dapat memacu masyarakat Gowa untuk mau lebih cinta kepada lingkungan sekitarnya antara lain dengan tidak menebang pohon sembarangan, tidak membakar hutan, tidak mengalih fungsikan lahan konservasi serta ikut aktif dalam upaya pencegahan erosi dan longsor melalui penanaman akar wangi.