Jakarta, Technology-Indonesia.com – Upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan perekonomian nasional melalui produktivitas komoditas menjadi perhatian serius terutama dalam pengembangan sektor perkebunan khususnya kelapa sawit. Sawit menempati posisi tertinggi penyumbang devisa negara dari sektor perkebunan dan beberapa dekade terakhir sawit menjadi sumber penghasilan petani yang menjanjikan.
Pada sisi lain, upaya menghasilkan sumber benih unggul dan modern untuk meningkatkan produktivitas terus dilakukan pemerintah melalui penelitian dan pengembangan dengan melibatkan berbagai stakeholder khususnya perguruan tinggi, swasta dan lembaga risetnya lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan terobosan riset untuk menjawab permasalahan kelapa sawit nasional.
Menyikapi hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) mendorong sinergi penelitian Prioritas Riset Nasional (PRN) Sawit melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kantor Balitbangtan, Jakarta (9/3/2020).
Kerjasama ini melibatkan empat institusi yaitu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Agro, Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Agro, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Standardisasi Nasional; Direktur Riset, Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat dan Inovasi, Universitas Padjadjaran; dan Direktur Komersial dan Bisnis, Direktorat Riset dan Pengembangan, PT. Riset Perkebunan Nusantara.
Perjanjian kerja sama ditandatangani Kepala Puslitbangbun Ir. Syafaruddin, Ph.D., disaksikan oleh Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry dan Sekretaris Balitbangtan serta pejabat eselon II Lingkup Balitbangtan. Kerja sama ini bertujuan mendukung dan mewujudkan Prioritas Riset Nasional dengan target capaian berupa model perbenihan modern kelapa sawit dan paket teknologi untuk mendukung peremajaan dan peningkatan nilai tambah sawit rakyat.
Kegiatan penelitian bersama tersebut merupakan upaya membangun sinergisitas lintas lembaga riset terutama dalam bidang pangan, perkebunan dan peternakan melalui kegiatan dan anggaran flagship PRN sawit. Kegiatan berlangsung mulai tahun 2020-2024 dengan target kegiatan antara lain perakitan varietas tipe baru cepat berproduksi, lambat meninggi, produksi dan kadar minyak tinggi.
Target lainnya, pengembangan teknologi pemuliaan berbasis molekuler; pengembangan model design prototype dan unit produksi CPO, PKO dan bahan nakar nabati (B100) dengan pabrik mini di tingkat petani; deteksi cepat dan peningkatan mutu minyak sawit; pengembangan teknologi budidaya ramah lingkungan, dan lain-lain.
Kepala Balitbangtan berharap kerja sama yang akan dilakukan mampu menghasilkan sesuatu yang bisa menjawab permasalahan di bidang perkelapaan sawit dan dalam rangka mendukung program prioritas Kementerian Pertanian. Hasil penelitian diharapkan tidak hanya bermuara pada jurnal dan publikasi, namun juga harus mampu berkontribusi secara nyata terhadap kemajuan teknologi komoditas kelapa sawit dalam upaya meningkatkan nilai tambah petani.
Usai penandatanganan perjanjian kerja sama dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan mitra kerja sama yang membahas rencana pelaksanaan kegiatan dan bagaimana membangun sinergisitas dan koordinasi untuk memaksimalkan kegiatan dan capaian output yang telah ditetapkan.
Kepala Puslitbangbun mengatakan melalui koordinasi yang efektif diharapkan kegiatan penelitian bersama tersebut mampu menjawab permasalahan sawit yang selama ini terjadi. Untuk memantapkan capaian, Syafaruddin berharap masing-masing mitra kerja sama menjaga komitmen kegiatan dengan memaksimalkan sumberdaya dan anggaran yang ada. (Sumber Puslitbangtan/sae)