Balitbangtan Dorong Komoditas Durian Eksis di Pasar Global

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia merupakan negara penghasil durian terbesar di dunia. Konsumsi durian saat ini masih didominasi oleh pasar dalam negeri. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mendorong agar komoditas durian mampu eksis di pasar global.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa saat ini terdapat permintaan pasar yang tinggi terhadap buah-buahan tropis, termasuk durian.

“Permintaan akan durian dan buah-buahan tropis di pasar domestik dan ekspor saat ini semakin meningkat. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil dan pengekspor buah tropis dunia,” ucap Syahrul dalam sambutannya pada The 2nd International Symposium on Durian and Other Tropical Fruits yang digelar oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) secara daring pada Selasa (9/11/2021).

Data dari Trade Map menunjukkan permintaan global durian pada tahun 2016 mencapai sekitar 1,5 miliar kilo, terdiri atas perdagangan global sebesar 440 juta kilo dan konsumsi domestik sebesar 1,03 miliar kilo. Thailand, Vietnam, dan Malaysia dilaporkan sebagai negara pengekspor durian terbesar.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry memaparkan bahwa Indonesia bisa turut andil dalam pasar internasional tersebut. Salah satunya dengan pengembangan teknologi mulai dari pembenihan hingga pascapanen komoditas durian.

“Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari durian perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun kualifikasi ekspor. Karena itu, inovasi dinilai penting untuk memenangkan kompetisi global sebagai penghasil maupun pengekspor buah tropis di pasar internasional. Hal ini sejalan dengan target Kementan untuk meningkatkan pemenuhan dalam negeri dan ekspor dalam rangka meningkatkan devisa,” papar Fadjry.

Untuk mendorong komoditas durian di pasar global, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Jesper Karlsson, perwakilan FAO, menyebutkan perubahan iklim sebagai salah satu ancaman.

“Sektor komoditas buah tropis harus meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Peningkatan insiden akibat cuaca ekstrem telah menghancurkan lahan-lahan di beberapa negara. Peningkatan temperatur juga berdampak pada penyebaran hama dan penyakit tanaman,” ungkapnya.

Selain itu, kemampuan untuk memahami preferensi pasar juga menjadi hal penting. Lindsay Gasik, Travel Blogger Durian mengungkapkan beberapa poin terkait kualifikasi durian di pasar global.

“Soal rasa durian tergantung dari selera setiap orang. Tetapi intinya orang-orang menginginkan durian yang segar, konsisten, dan tidak rusak. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara penyimpanan durian yang baik. Lalu, tren di Amerika Serikat adalah hidup berkelanjutan. Sehingga, pengemasan durian sebaiknya menggunakan bahan ramah lingkungan dan dapat terurai,” jelasnya.

Karena itu, pengembangan durian terus dilakukan oleh Balitbangtan melalui Balitbu Tropika. Pembenihan durian dilakukan melalui perbanyakan klon, pertunasan, dan pencangkokan. Saat ini, terdapat pula metode baru yang dikembangkan untuk produksi secara luas yang disebut ‘dongkelan’ atau penggalian untuk benih ukuran besar.

Selain itu, pola penanaman durian di Indonesia telah memasuki periode transisi dari tradisional ke penanaman intensif dengan areal tanam lebih luas berkisar 10-100 hektare dengan menerapkan teknologi budi daya yang lebih maju.

Sementara itu, untuk aspek pemanenan, pascapanen, dan pemasaran masih terus dikembangkan, mengingat pemasaran yang dilakukan sejauh ini masih didominasi dengan cara penjualan langsung.

Sebelumnya, dalam rangka mengembangkan inovasi teknologi pertanian berkelanjutan untuk memasarkan durian dan buah tropis lainnya ke pasar global, Balitbangtan melalui Balitbu Tropika menggelar simposium internasional. Konferensi ini menghadirkan pembicara dari FAO, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Indonesia.

Beberapa topik yang dibahas mulai dari teknik budi daya, perubahan iklim pertanian, sumber daya genetik dan pemuliaan tanaman, teknologi pascapanen, penanganan hama dan tanaman, serta manajemen supply chain pertanian.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author