Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk mewujudkan swasembada pangan, khususnya padi. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Salah satu upaya yang ditawarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) adalah teknologi RAISA.
Teknologi padi Rawa Pasang Surut Intensif, Super, dan Aktual (RAISA) ini menjadi tema Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan (Sumsel) di Gapoktan Hidup Baru, Desa Songo Makmur, Kecamatan Selat Penuguan, Kabupaten Banyuasin (14/6/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari Kegiatan Pengembangan Benih Hasil Inovasi Badan Litbang Pertanian Komoditas Padi Tahun 2021.
Teknologi RAISA merupakan rangkaian komponen teknologi yang pada prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi pasang surut. Dengan teknologi RAISA, potensi lahan sub optimal yang tersebar di beberapa pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua berpeluang dikembangkan sebagai lumbung pangan di Indonesia.
Teknologi ini disebut Intensif dan Super karena mampu mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1 menjadi 2 bahkan 3 kali setahun. Sedangkan prinsip Aktual dalam teknologi ini dikarenakan penggunaan hasil inovasi Balitbangtan terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi.
Komponen teknologi RAISA terdiri dari persiapan lahan, pengelolaan Tata Air Mikro (TAM), pengaturan cara tanam dan populasi tanaman, Varietas Unggul Baru (VUB) dengan potensi hasil tinggi, aplikasi pupuk hayati, serta ameliorasi dan remediasi. Komponen lainnya berupa pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terpadu, serta alat dan mesin pertanian khususnya untuk tanam dan panen.
Bimtek yang dihadiri Kepala Desa dan Koordinator Lapangan BPP ini dibuka oleh Kepala BPTP Balitbangtan Sumsel yang diwakili oleh Koordinator Program, Budi Raharjo. Bimtek dihadiri 90 peserta yang terdiri dari kepala dan perangkat desa, pengurus gapoktan, pengurus kelompok tani, petani, peneliti dan penyuluh BPTP Balitbangtan Sumsel serta Tim RAC.
Koordinator penyuluh BPP Kecamatan Selat Penuguan, Djamaludin menyatakan bahwa Kecamatan Selat Penuguan memiliki potensi pengembangan padi rawa dan tanaman jagung.
Pada Bimtek tersebut, disampaikan materi tentang Program Pertanian Tanaman Pangan di Kab Banyuasin dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Banyuasin oleh Didik Supriyanto. Sementara materi Budidaya Padi di Lahan Rawa Pasang Surut dengan Teknologi RAISA yang disampaikan Peneliti BPTP Sumsel Budi Raharjo. (Sumber BPTP Sumsel dan Balitbangtan)