Technology-Indonesia.com – Ada tiga poin penting yang perlu diprioritaskan dalam merancang strategi penguatan inovasi hortikultura unggulan daerah di era globalisasi. Tiga hal tersebut adalah identifikasi potensi unggulan, pengembangan riset dan inovasi, kolaborasi dan kemitraan.
Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisasi Riset dan Pertanian (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwinita Wikan Utami menyampaikan hal tersebut dalam Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (Perhorti) dengan tema “Penguatan Inovasi Hortikultura Unggulan Daerah di Era Globalisasi” di Padang, pada Senin (09/10/2023).
Ia menjelaskan pengembangan riset dan inovasi on season dan off season. “Pada musim panen, teknologi on season digunakan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman hortikultura, penggunaan varietas unggul, sesuai kebutuhan pasar, penggunaan pupuk yang tepat, pengelolaan air yang baik, pengendalian hama dan penyakit yang berkelanjutan,” tuturnya.
“Sedangkan pada saat di luar musim panen, teknologi off season digunakan untuk menjaga kualitas dan kelangsungan hidup tanaman, sedangkan teknologi off season meliputi pemangkasan tanaman, penutupan lahan dengan mulsa atau plastik, serta pengembangan sistem smart farming,” lanjut Dwinita.
Ia menerangkan pula tentang riset inovasi teknologi berkelanjutan, yakni: perbaikan karakter dan budidaya presisi untuk mitigasi perubahan iklim, teknologi pengurangan food-loss, dan peningkatan nilai tambah mutu pangan.
Dalam paparannya, ia mengenalkan BRIN, Organisasi Riset dan Pusat Riset yang ada di BRIN kepada para stakeholder. “Khusus untuk Organisasi Riset Pertanian dan Pangan diresmikan pada bulan Maret 2022, dengan total jumlah periset sebanyak 1.247 orang. Kegiatan riset bersifat kolaboratif sesuai kebijakan open platform SDM, infrastruktur, dan fasilitas, serta co-research space untuk semua pihak,” rincinya.
PRHP BRIN terdiri dari 5 WBS dan 26 Kelompok Riset dari bidang SDG, pemuliaan, smart farming, penyediaan benih bermutu dan teknologi pengelolaan tanaman spesifik lokasi.
Ia membuka peluang kolaborasi riset dan kerja sama dengan berbagai stakeholder, seperti dengan internal BRIN (kolaborasi riset berdasarkan sinergi lintas kepakaran pada lintas OR (12) dan PR (85)), Pemda, mitra luar negeri, mitra swasta, dan Universitas. Khusus dengan universitas, Kerja sama bisa dilakukan baik di bidang penelitian maupun untuk mobilisasi SDM IPTEK, yaitu pembimbingan mahasiswa (Magang/PKL/TA), Degree by Research (DBR), Postdoc, Visiting Researcher dan Research Assistance (RA).
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) Dr. Ir. Indra Dwipa, M.S. dalam sambutannya menyampaikan bahwa komoditas horti berperan sebagai sumber devisa negara dengan nilai ekspor pada tahun 2021 sebesar USD 647,24 juta, meningkat 0,27% dibandingkan tahun 2020.
Peningkatan ekspor, lanjutnya, didominasi oleh komoditas buah-buahan. Karena itu perlu Indonesia perlu menonjolkan keunggulan buah tropis. Sementara untuk komoditas florikultura, selain menyumbang devisa negara juga mendukung sustainable agriculture karena mendukung keberadaan serangga penyerbuk.
“Perguruan Tinggi berperan penting dalam pengembangan komoditas horti Sumbar, yaitu dengan memberi masukan Pemda terkait kebijakan, melakukan riset, dan pembinaan petani,” jelas Indra.
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menyampaikan bahwa pengembangan komoditas hortikultura mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan sektor pertanian di Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga, penyerapan tenaga kerja dan nilai pendapatan petani dari sub sektor hortikultura.
Salah satu bentuk kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mendukung pengembangan komoditas hortikultura adalah melalui Penetapan Surat Keputusan Gubernur Sumbar Nomor 525-757-2021 tanggal 27 September 2021 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat dengan pengalokasian 10 % anggaran dari APBD Provinsi untuk sektor pertanian guna mendukung Program Unggulan.
“Komoditas unggulan di Sumbar adalah manggis, jeruk, bawang merah dan cabe merah, sedangkan komoditas lainnya adalah kentang, pisang, tomat, alpukat, durian dan tanaman hias,” tutup Mahyeldi.
Sebagai informasi, PERHORTI merupakan salah satu organisasi di bidang pertanian yang memiliki tugas dan kewajiban melakukan penelitian-penelitian untuk menghasilkan teknologi dan inovasi baru yang bisa menyokong percepatan cita-cita untuk menjadi lumbung pangan dunia khususnya untuk komoditi tanaman hortikultura. Agar hasil-hasil penelitian oleh para pakar di bidang pertanian ini dapat diketahui oleh khalayak banyak, maka Perhorti secara berkala mendiseminasikan hasil penelitian dalam bentuk seminar nasional.
Dr. Liferdi dari Perhorti menyampaikan arah produksi hortikultura tahun 2021-2024 adalah meningkatkan daya saing hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, logistik didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, serta mondorong peningkatan nilai tambah produk untuk kesejahteraan petani.
Ada tiga arah strategi untuk mencapai arah tersebut, antara lain: pengembangan Kampung Hortikultura (Sayuran, Buah, Tanaman Obat dan Florikultura); penumbuhan UMKM Hortikultura (bantuan sarana prasarana pascapanen dan pengolahan); dan modernisasi hortikultura melalui pengembangan Sistem Informasi (SI) Kegiatan pembangunan hortikultura dari hulu hingga hilir