BPPT Dorong Peningkatan Daya Saing Industri Pati di Lampung

Bandar Lampung, Technology-Indonesia.com – Provinsi Lampung merupakan produsen ubi kayu terbesar di Indonesia yang sebagian besar digunakan untuk industri tapioka. Namun, ada berbagai persoalan yang harus diatasi yaitu rendahnya harga ubi kayu dan kurangnya daya saing industri tapioka terhadap produk tapioka impor.

Karena itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui melalui unit kerjanya di Lampung yaitu Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) memperkenalkan teknologi yang bisa mengangkat bahan baku ubi kayu/tapioka dalam bentuk lain yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk-produk hasil kajian BPPT berbahan dasar ubi kayu antara lain aneka beras sehat, tepung cassava instan, dan berbagai tepung pati termodifikasi.

Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan Provinsi Lampung merupakan produsen tapioka terbesar di Indonesia. Di Provinsi ini terdapat sekitar 74 pabrik tapioka, dengan kapasitas produksi lebih dari 2 juta ton. Aktivitas semua pabrik tersebut membutuhkan bahan baku ubi kayu sebanyak minimal 8 juta ton.

Namun ketersediaan bahan baku di Lampung hanya sekitar 6,5 juta hingga 7 juta ton per tahun. Dengan kondisi tersebut, maka industri tapioka di Lampung sangat rentan mengalami kekurangan bahan baku.

“Hal tersebut karena masa panen ubi kayu tidak merata sepanjang tahun sehingga pabrik-pabrik tapioka tidak dapat beroperasi pada kapasitas terpasangnya secara kontinyu. Akibatnya, industri tapioka di Lampung memiliki daya saing rendah,” kata Hammam saat peresmian Pojok Inovasi Cassava Castle di Gedung Pusat Informasi Bisnis Teknologi dan Teknopark (PIBTT) Bandar Lampung pada Jumat (19/7/2019).

Untuk itu, perlu ada sinergi antara para pihak yang berkepentingan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut. Salah satu contohnya perlu ada inovasi teknologi budi daya ubi kayu yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan melalui penyediaan bibit ubi kayu yang mempunyai umur panen yang lebih pendek namun mempunyai kandungan pati yang tinggi, serta mempunyai produktivitas yang tinggi.

“BPPT sebagai bagian dari ekosistem inovasi nasional berusaha untuk bisa memberikan manfaat dalam penguasaan teknologi agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. Adanya Balai Besar Teknologi Pati di Lampung dan Forum Komunikasi Pelaku Usaha dan Ahli Teknologi Pati (forPATI) diharapkan berperan aktif mendorong sinergi antara penyedia dan pengguna teknologi dalam menghasilkan inovasi teknologi dalam meningkatkan daya saing industri pati termasuk industri tapioka,” kata Hammam.

Pojok Inovasi Cassava Castle didirikan untuk mendiseminasikan produk-produk hasil kajian BPPT khususnya pada Kedeputian Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Di tempat ini para penyedia maupun pengguna teknologi dapat bertemu dan berdiskusi sambil menikmati aneka produk olahan pangan sehat dan inovatif yang dihasilkan oleh para tenant Technopark Lampung Tengah.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lampung, Ir. Arinal Junaidi yang diwakili Kepala Balitbangda Lampung Prihatono G Zain mengatakan Provinsi Lampung yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera, menjadi penyangga kebutuhan hidup penduduk Ibukota. Sekitar 40% kebutuhan hidup warga Jakarta dipenuhi dari Provinsi Lampung.

“Sampai saat ini perekonomian Lampung masih bertumpu pada sektor pertanian, meskipun dari tahun ke tahun terjadi pergeseran ke sektor industri, perdagangan serta sektor lainnya. Selain hasil-hasil pertanian tanaman pangan, Lampung juga merupakan produsen ubi kayu terbesar di Indonesia. Produksi ubi kayu tersebut, sebagian besar digunakan untuk industri tapioka,” katanya.

Hingga saat ini, Lampung masih menghadapi persoalan-persoalan terkait ubi kayu dan industri pengolahannya, diantaranya rendahnya harga ubi kayu pada saat tertentu yang tentu saja sangat merugikan petai ubi kayu, serta kurangnya daya saing industri tapioka terhadap produk tapioka impor.

Ketergantungan penggunaan ubi kayu sebagai bahan baku industri tapioka, terangnya, mengakibatkan harga komoditas ubi kayu bergantung pada harga tapioka. Ketika harga tapioka turun dengan sendirinya berakibat pada turunnya harga ubi kayu. Untuk itu perlu ada upaya penganekaragaman penggunan ubi kayu yang bernilai tinggi, misalnya untuk industri pangan dan kesehatan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Balai Besar Teknologi Pati – BPPT bersama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah melalui kegiatan technopark mengembangkan beberapa produk inovasi berbasis ubi kayu.

Pihaknya menyambut baik kehadiran Pojok Inovasi Cassava Castle di PIBTT-BPPT sebagai tempat hilirisasi produk inovasi berbasis pati termasuk ubi kayu dan sebagai wadah yang dapat mempertemukan antara pelaku usaha dan ahli teknologi pati.

“Kami berharap, BPPT melalui Balai Besar Teknologi Pati dengan dukungan pelaku usaha dan ahli teknologi pati yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pelaku Usaha dan Ahli Teknologi Pati (forPATI), dapat memberikan kontribusi secara nyata dalam pengembangan komoditas ubi kayu secara nasional serta memberikan saran, masukan, maupun rekomendasi sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi daerah,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author