Pekanbaru, Technology-Indonesia.com – Provinsi Riau sukses menjadi tuan rumah peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 pada 5 – 12 Agustus 5018. Karena itu, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti, Jumain Appe memberikan penghargaan kepada Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman di VIP Room Bandara Sultan Syarif Kasim II International Airport, Rabu (19/09/2018).
Jumain Appe mengatakan kehadirannya beserta Delegasi Kemenristekdikti di Riau, antara lain untuk memberikan apresiasi kepada Gubernur Riau beserta jajarannya, yaitu Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten dalam pelaksanaan Hakteknas ke 23.
Animo masyarakat Riau terhadap Hakteknas 23, dinilai sangat positif dan antusias. Jumain meyakini Hakteknas 23 berjalan sukses dan menginspirasi masyarakat Riau untuk melakukan inovasi di masa depan.
Peran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga sangat terasa. Komitmen Pemprov secara keseluruhan terasa mulai dari persiapan acara peluncuran hingga acara puncak, malam penghargaan Hakteknas 23, sampai penutupan Ritech Expo 2018 pada 12 Agustus 2018.
“Pada semua kegiatan tersebut, Pemda Riau dibawah kepemimpinan Gubernur Andi bekerja all out, dalam memberikan kontribusinya.” terang Jumain.
Dengan adanya kontribusi yang luar biasa dari Pemprov Riau, Kemenristekdikti tidak mau hanya meninggalkan “seremoni”. Kemenristekdikti akan terus bekerjasama dengan Pemprov Riau untuk mengembangkan iptek dan inovasi berdasarkan program unggulan daerah Riau.
Melalui Balitbang Provinsi Riau, akan diidentifikasi produk-produk unggulan yang akan dikembangkan, yang dinilai mempunyai potensi ekonomi. Saat ini, konsep Knowledge based Economy yang dicanangkan lebih dari dua dekade lalu, harus sudah merasuk dan diimplementasikan di daerah.
“Ekonomi Berbasis Pengetahuan merupakan keterpaduan antara teknologi dengan sumber daya manusia, untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah, dengan melibatkan industri dan rakyat (society), harus menjadi satu kesatuan, dan tidak boleh terpisah antara satu dengan lainnya,” ujar Jumain.
Fokus Hakteknas 23 di Riau adalah pada pengembangan teknologi pangan dan energi. Misalnya, Riau memiliki potensi kelapa Sawit yang bisa diberdayakan secara maksimal, tidak hanya untuk menghasilkan minyak sawit, biodiesel/bioethanol. Produk turunan kelapa sawit perlu diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, perlu juga dikaji potensi pasar yang besar. Jika pasarnya ada, namun bahan baku kurang, akan menjadi tidak ekonomis. Begitu juga sebaliknya, tidak mungkin produk-produk ekonomi dari pangan dan energi, bisa berjalan tanpa didukung kemajuan teknologi.
“Saya yakin Indonesia memiliki SDM yang banyak dan berkualitas. Banyak anak-anak muda yang menjadi juara di kompetisi iptek internasional. Suatu kawasan iptek terpadu, haruslah mengintegrasikan SDM yang berkualitas, menggunakan Iptek tepat guna dan memberdayakan potensi alam (lokal), untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah,” ujar Jumain.
Terkait akan pergantian kepemimpinan Provinsi Riau di masa datang, Jumain tidak melihat hal ini menjadi suatu permasalahan. Kemenristekdikti melihat semua kepemimpinan akan diarahkan untuk membangun Provinsi Riau secara maksimal.
Jumain menuturkan pergantian Gubernur Riau yang akan datang tidak mempengaruhi Program Inovasi dan Kebijakan Iptek Kemenristekdikti yang telah dan akan dilaksanakan di Provinsi Riau. Bahkan akan dilakukan pertemuan intensif dengan Balitbangda Riau, guna mendiskusikan program-program Iptek dan Inovasi kedepan.
Menurut Jumain, untuk potensi daerah di berbagai Kabupaten di Provinsi Riau, akan di lihat potensi pengembangan Iptek pangan dan pertanian untuk komoditi sagu dan kelapa, yang dapat dikembangkan sebagai produk unggulan daerah.
Saat ini, produk Mie Sagu produksi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah dikenal masyarakat. Bahkan Prof BJ Habibie senang memakannya. “Mie Sagu bisa dikembangkan dilingkungan masyarakat Riau, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat bersama Koperasi Unit Desa (KUD) agar dapat masuk ke industri,” pungkasnya.