Puncak Hakteknas Ke-23 Digelar di Pekanbaru, Riau

Pekanbaru, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan bahwa kesiapan Indonesia memasuki era industri 4.0 sangat tergantung kepada kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai dan memanfaatkan Iptek dan Inovasi.

“Untuk menata proses transformasi struktur ekonomi kita ke arah industri berteknologi tinggi hingga mencapai creative innovation maka kunci utamanya adalah berinovasi,” tegas Menristekdikti pada Puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Haktenas) ke-23 di Komplek Gubernuran Provinsi Riau, Pekanbaru, Jumat (10/8/2018).

Hari Puncak Peringatan Hakteknas ke-23 tahun 2018 dipusatkan di Kota Pekanbaru dengan tema Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi dan sub tema : Sektor Pangan dan Energi di Era Revolusi Industri 4.0. Hadir sebagai tamu kehormatan Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie yang dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia.

Peringatan Hakteknas tahun ini sangat istimewa, sebab selama 23 tahun diperingati sejak 1995, inilah pertama kalinya Hakteknas diselenggarakan di Pulau Sumatera. Pemilihan Riau sebagai tuan rumah sesuai dengan predikat Riau sebagai salah satu lumbung energi nasional dan penyangga utama kebutuhan pangan di Pulau Sumatera.

Menteri Nasir menambahkan negara-negara maju di dunia menata ekosistem inovasinya melalui visi perencanaan yang futuristik, strategi perekayasaan serta riset dan pengembangan yang terfokus.

“Karena itu keberadaan Perpres Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) menjadi sangat strategis karena RIRN dirancang secara holistik, lintas institusi, lintas ranah dan berdasarkan fokus riset,” jelasnya.

RIRN merupakan pedoman dan peta jalan riset dan pengembangan iptek dan inovasi jangka menengah dan panjang yang mengintegrasikan dan mensinergikan program riset setiap kementerian dan lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat/komunitas peneliti.

Menristekdikti memaparkan fakta bahwa hingga saat ini pemanfaatan Iptek dan inovasi bagi masyarakat, khususnya pelaku ekonomi dan industri, masih belum optimal. Untuk itu, pemerintah terus mendorong sinergi antar institusi iptek dan pelaku industri, sehingga iptek dan inovasi memberikan kontribusi maksimal.

“Juga harus dibenahi adalah bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sebagai faktor kunci keberhasilan pendidikan, penelitian dan pengembangan iptek dan inovasi,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Menristekdikti menyebutkan bahwa anggaran riset Indonesia belum berdampak besar untuk kemajuan bangsa. Setelah dianalisis, anggaran sebesar Rp24,9 triliun ternyata hanya Rp10,9 triliun yang menghasilkan riset dan pengembangan.

“Lebih dari setengahnya yakni Rp14 triliun belum menghasilkan output riset yang maksimal. Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo menekankan bahwa anggaran risetnya tidak boleh lagi diecer,” terangnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sebagai tuan rumah menyampaikan penerapan inovasi di Provinsi Riau telah memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau. Hal ini dapat dilihat pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang telah mengalami peningkatan pada tahun 2017 dan menempati posisi ke-6 di Indonesia. Selain itu angka penduduk miskin di Provinsi Riau pun menurun dari 8,82% di tahun 2016 menjadi 7,41% di tahun 2017.

Gubernur berharap melalui peringatan Hakteknas kali ini menjadi momentum bangkitnya iptek dan penguasaa teknologi sebagai pilar pembangunan bangsa sehingga Indonesia bisa berdaya saing global.

Puncak peringatan Hakteknas dihadiri oleh pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara, Duta Besar dan perwakilan negara-negara sahabat, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, para Kepala LPNK, Pejabat Eselon I dan II Kementerian dan Lembaga, Direktur BUMN, Pimpinan dan Anggota AIPI, DRN dan DRD, para rektor/pimpinan perguruan tinggi, para Kepala Balitbangda, serta komunitas iptek dan inovasi, serta mahasiswa.

Acara ini juga dihadiri para pemenang dan penerima penghargaan Anugerah Iptek dan Inovasi, Kekayaan Intelektual, SPMI dan Lomba Produk Inovasi Nasional.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author