Menristekdikti Luncurkan Layanan Id-Menulis dan ICE Institute

Denpasar, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meluncurkan dua program inovatif Kemenristekdikti, yaitu Id-Menulis dan E-Office. Peluncuran dilaksanakan saat pembukaan Rangkaian Kegiatan Ilmiah Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 di Denpasar, Bali pada Senin (26/9/2019).

Program Indonesia Menulis (Id-Menulis) merupakan salah satu solusi peningkatan kualitas karya ilmiah para dosen dan peneliti di Indonesia. Menristekdikti mengungkapkan, pada 2018 jumlah publikasi internasional Indonesia untuk pertama kalinya telah mengungguli semua negara-negara di Asean.

“Capaian kuantitas tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas serta penyebaran yang merata di seluruh wilayah negeri. Id-Menulis merupakan solusi di samping untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan,” tutur Menristekdikti.

Sementara itu, pengembangan E-Government merupakan rencana aksi reformasi birokrasi dengan mengimplementasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka penguatan area ketatalaksanaan terutama pada pelayanan publik. Saat ini, layanan naskah dinas masih menggunakan cara konvensional mulai dari proses pembuatan konsep surat, penandatanganan pimpinan, dan diseminasi.

Beberapa masalah yang timbul ialah pemalsuan dokumen surat, proses persetujuan surat yang membutuhkan waktu, proses pencarian arsip yang sulit, serta penggunaan kertas berlebih. Dari beberapa permasalahan tersebut dirumuskan solusi sistem perkantoran dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Sistem Perkantoran Elektronik atau dikenal dengan istilah E-Office adalah sistem E-Government yang dikembangkan oleh Pusdatin dengan tujuan mendukung layanan naskah dinas guna mempermudah proses persuratan yang melingkupi kegiatan digitalisasi, desiminasi, dan disposisi naskah dinas korespondensi. Dengan implementasi E-Office, proses layanan naskah dinas lebih cepat efisien, meningktakan mobilitas, dan terjamin keabsahannya.

Manfaat dengan adanya E-Office yang dapat dirasakan oleh organisasi adalah kemudahan dalam pengelolaan naskah dinas korespondensi meliputi pencatatan, penyimpanan, pencarian, dan monitoring surat dan disposisi. Manfaat untuk Perguruan Tinggi ialah meningkatkan akuntabilitas layanan persuratan. Penerima surat dapat membaca dan merespon surat yang diterima kapanpun dan dimanapun berada melalui daring.

Indonesia Cyber Education Institute

Seiring dengan semakin maraknya pembelajaran dalam jaringan (e-learning) di perguruan tinggi di Indonesia, diperlukan penjaminan kualitas dan standarisasi pengelola pembelajaran serta keberlanjutan dalam penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan (e-learning). Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemenristekdikti mendirikan Institut Pendidikan Siber Indonesia (Indonesia Cyber Education Institute) atau ICE Institute.

Lembaga non struktural di lingkungan Kemenristekdikti ini berperan menjamin kualitas layanan pembelajaran dalam jaringan dan pendidikan jarak jauh; pengelola sistem pembelajaran dalam jaringan; serta menyediakan platform dan galeri pembelajaran dalam jaringan bagi perguruan tinggi.

Pendirian ICE Institute melibatkan beberapa perguruan tinggi bereputasi di Indonesia yang sudah menggeluti pendidikan jarak jauh, yaitu Universitas Terbuka (UT), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Bengkulu (UNIB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Pradita Institut, Universitas Bina Nusantara (Binus).

Peresmian ICE Institute ini juga disertai dengan penandatanganan prasasti Gedung ICE Institute. Dengan berdirinya ICE Institute, Kementerian dapat menjamin mutu semua pembelajaran daring di Indonesia. Karena itu, Kemenristekdikti mendukung berdirinya Universitas Siber Asia sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pembelajaran daring secara utuh di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Menristekdikti meluncurkan 4 Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Keempat LAM tersebut adalah, LAM Sains Alam dan Ilmu Formal (LAM Sama), LAM Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAM EMBA), LAM Kependidikan, serta Indonesia Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

LAM hadir untuk meningkatkan percepatan dan peningkatan kualitas penjaminan mutu di program studi di Indonesia. Dengan kekhususan sistem akreditasi untuk masing-masing rumpun keilmuan, percepatan dan peningkatan kualitas sangat memungkinkan.

Harapannya, keempat LAM ini mampu melanjutkan kinerja mulai dari strukturisasi organisasi, instrumen penilaian akreditasi, teknologi akreditasi, hingga akhirnya mampu memulai akreditasi di program studi di seluruh Indonesia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author