Menristekdikti : Kampus Harus Jadi Gerbang Utama Penangkal Radikalisme

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menristekdikti Mohamad Nasir meminta Kampus harus menjadi pintu utama penangkalan radikalisme. Hal ini terkait adanya rentetan bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/4/2018).

“Kita berempati terhadap kejadian pemboman di Surabaya. Setiap kampus harus menjadi gerbang utama penangkalan radikalisme. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun,” kata Menristekdikti saat menjadi pembicara dalam Dialog Nasional Indonesia Maju di Convention Hall Mahligai Agung, Universitas Bandar Lampung, di Bandar Lampung, Senin (14/5/2018).

Menristekdikti meminta para pimpinan perguruan tinggi bila menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme untuk segera diselesaikan dan dibina. “Kalau sudah diduga dan terbukti ada dosen dan mahasiswa yang melenceng ke arah terorisme, laporkan segera ke kepolisian,” tegasnya.

Di hadapan sekitar 7.000 mahasiswa dan pimpinan Perguruan tinggi di wilayah Sumatera Bagian Selatan, Menristekdikti juga memaparkan beberapa capaian dan inovasi pembelajaran berbasis digital yang akan terus ditingkatkan untuk merespons era disrupsi teknologi Revolusi Industri 4.0.

Nasir menyoroti bahwa pada zaman sekarang harus dihilangkan dikotomi PTN dan PTS, karena kompetensi lulusan yang menentukan. “Lulusan PTS juga harus bangga lahir dari PTS bila di akhir keluar Kampus nanti memang memiliki kompetensi yang bagus,” ujar Nasir.

Mengenai beasiswa, kini ada di Kemenristekdikti untuk menambah akses masuk ke Perguruan Tinggi dan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK). Beasiswa bidikmisi, ADik, dan PPA meningkat setiap tahun untuk menjamin peningkatan akses dan mutu pendidikan tinggi.

Bidikmisi sendiri kata Nasir, trendnya tiap tahun penerimanya naik. Tahun 2017 berada di angka 80.000, sedangkan di 2018 naik menjadi 90.000. Beasiswa Program Prestasi akademik (PPA) di tahun 2018 diberikan kuota kepada 130.000 mahasiswa penerima.

“Dari 130.000 tersebut, sekitar 60.000 disebar ke PTS, termasuk PTS yang ada di wilayah Lampung,” terang Nasir.

Nasir menjelaskan kebijakan menghadapi era Revolusi Industri 4.0, juga terus diperkuat dengan beberapa strategi. Misalnya melalui reorientasi kurikulum seperti lakukan literasi baru, meningkatkan kegiatan kepemimpinan dan bekerja dalam tim, entrepreneurship dan internship agar diwajibkan.

“Menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan metode hybrid/blended learning yang bisa diterapkan dengan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA), serta pembentukan unit khusus life long learning di Perguruan Tinggi,” pungkasnya.

Selain Menristekdikti, Dialog Nasional menampilkan pembicara yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Sosial Idrus Marham. Acara dipandu secara menarik oleh Effendy Ghazali.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author