Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang penerapan, pengembangan, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), inovasi serta agribisnis berbasis kearifan lokal.
“Melalui kerja sama ini penerapan hasil riset dan inovasi di bidang peternakan, seperti untuk menghasilkan ternak sapi unggul dan berkualitas dapat ditingkatkan di Nusa Tenggara Timur. Semoga dengan kerja sama ini, dapat meningkatkan ‘supply chain’ dan ekosistem peternakan sapi yang baik,” ujar Menristekdikti Mohamad Nasir di Lantai 3 Gedung D Kemenristekdikti, Rabu (9/10/2019).
Nasir menambahkan, Kemenristekdikti ingin mengembalikan kejayaan NTT yang dikenal akan peternakan sapi Sumba unggul. Kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya.
“Saya ingin kejayaan sapi Sumba NTT kembali. Ini jadi tantangan bagaimana Kemenristekdikti dan Pemprov NTT mengembalikannya. Hal ini penuh tantangan dan tidak mudah. Namun, asal ada komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam pembibitan unggul sapi Sumba, ini bisa terwujud,” ujarnya.
Menurut Nasir, agar peternakan sapi dapat mendongkrak perekonomian daerah harus dikembangkan secara luas dan besar. Untuk menciptakan peternakan dengan skala besar dibutuhkan ‘supply‘ bibit sapi unggul dalam jumlah besar, oleh karena itu peran teknologi dan inovasi sangat dibutuhkan dalam penyediaan bibit sapi unggul.
“Mudah mudahan dengan kerja sama ini, NTT bisa menjadi lumbung pangan daging nasional sehingga Indonesia tidak perlu impor daging. Lima tahun ke depan NTT akan menjadi provinsi yang maju. Rakyat pasti akan sejahtera, mudah mudahan ini bisa berjalan dengan baik,” harap Nasir.
Pada kesempatan sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bertekad bisa memenuhi harapan Pemerintah, bagaimana sapi Sumba bisa dibudidayakan dengan baik. Apalagi sapi NTT sudah dikenal dunia.
Viktor juga menambahkan kerja sama inovasi dan teknologi harus terintegrasi. Kerjasama ini mendorong agar ke depan rantai pasoknya mampu dan dikelola oleh NTT sendiri. Untuk itu daging premier kita ekspor, tidak perlu impor. “Mudah mudahan dengan kerja sama ini NTT perekonomian lebih maju dan menjadi eksportir daging terbesar,” harap Viktor.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi Kemenristekdikti yang telah banyak melakukan kerjasama dengan Propinsi NTT di berbagai bidang peternakan yang menghasilkan ternak sapi unggul dan berkualitas, dan berhubungan dengan Agribisnis Peternakan, dan sebagai pembina dan penasihat dalam menjalankan kegiatan Penerapan, Pengembangan, Pemanfaatan Iptek dan Inovasi serta Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal.
Viktor mengharapkan suatu saat setiap Provinsi di Indonesia mememiliki produksi sapi lokal yang yang cukup tetapi berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pangan dari setiap propinsi di Indonesia, untuk itu penguasaan dan penerapan Iptek sangat mutlak di Indonesia untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Selain kerjasama di bidang peternakan , Pemprov NTT melalui PT. Flobamor (BUMD) melaksanakan kerja sama antara lain perjanjian kerjasama peternakan terpadu antara PT. Budimas pundinusa dengan PT. Flobamor; perjanjian lerjasama antara PT. Juragan Kapal Indonesia dengan PT. Flobamor tentang perancangan kapal buatan Indonesia; dan perjanjian kerjasama antara PT. Catur Sagatra Lestari dengan PT. Flobamor Tentang Perancangan pembuatan waduk embung.
Selanjutnya, perjanjian kerjasama antara PT. Cahya gemilang semesta dengan PT. Flobamor tentang rencana pengurangan emisi karbon di NTT, serta perjanjian Kerjasama antara PT. Wika Industri manufaktur dengan PT. Flobamor Tentang Menyediakan produk dan memasyarakatkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk mendukung pengurangan emisi karbon di NTT.