
JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menggelar Indonesian Science Expo (ISE) untuk menggugah pemahaman masyarakat tentang hasil penelitian iptek di Indonesia. Penyelenggaraan ISE 2017 bersamaan dengan 50 tahun kiprah LIPI dalam kontribusinya pada perkembangan iptek dan arah ilmu pengetahuan di Indonesia.
Wakil Kepala LIPI sekaligus Penanggung Jawab Kegiatan 50 Tahun LIPI, Bambang Subiyanto melihat ISE 2017 sebagai upaya meningkatkan apresiasi pemerintah akan arti penting dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk landasan kebijakan. Selain itu, untuk meningkatkan apresiasi pemangku kepentingan, terutama pihak swasta akan arti penting dan pemanfaatan iptek bagi pengembangan dunia usaha.
ISE 2017 yang merupakan penyelenggaraan kedua setelah ISE 2015 akan menampilkan hasil-hasil riset peneliti, baik kementerian dan lembaga negara termasuk LIPI, perguruan tinggi serta industri. Kegiatan ini bertujuan memberi informasi kepada masyarakat tentang perkembangan iptek di Indonesia.
“Masyarakat akan tahu tahapan-tahapan dari penelitian dasar hingga ke Industri. Hasil penelitian tidak bisa langsung ke Industri, karena itu harus diolah dan dimatangkan dengan inkubasi teknologi dan inkubasi bisnis,” papar Bambang dalam Konferensi Pers Kick Off ISE 2017, di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Untuk melengkapi pameran teknologi, lanjut Bambang, dalam ISE 2017 juga diadakan temu bisnis dengan mengundang investor. Bambang berharap dalam temu bisnis ini akan ada kontrak-kontrak bisnis dalam rangka untuk mengimplementasikan hasil temuan atau teknologi.
“Penyelenggaraan ISE ini diarahkan untuk meningkatkan peran pemerintah dan swasta dalam memberikan dukungan sumber daya secara konsisten bagi pengembangan iptek,” tuturnya.
Ketua ISE 2017, Laksana Tri Handoko yang juga Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI menambahkan, “Tujuan penyelenggaraan kegiatan ISE sendiri pada dasarnya untuk mengomunikasikan atau memasyarakatkan apa yang telah dilakukan peneliti Indonesia dalam bidang riset dan manfaatnya bagi masyarakat luas.”
ISE 2017 mengambil bertema Science for Sustainable Future. “Intinya Ilmu pengetahuan itu penting, bukan hanya untuk saat ini bukan hanya mengelola yang sudah ada tapi bagaimana membuat aset berkelanjutan bagi masa depan,” terangnya.
Handoko melanjutkan, konsep utama ISE 2017 terdiri dari tiga hal, yakni Science for Science, Science for Scientific Community, dan Science for Stakeholders. Science for Science adalah kontribusi LIPI dalam perkembangan ilmu pengetahuan melalui perbaruan teori/metode, hasil-hasil temuan baru, dan karya tulis ilmiah yang bereputasi.
Science for Sientific Community merupakan kontribusi LIPI dalam mencerdaskan bangsa lewat kebermanfaatan dari hasil-hasil risetnya. Terakhir, Science for Stakeholder yakni kontribusi LIPI bagi kebijakan negara dan masyarakat melalui pemberian nilai tambah, arah kebijakan, dan perubahan pola kerja bagi kehidupan berbangsa lewat hasil-hasil risetnya.
Handoko berharap ISE akan menjadi event berkala yang tidak hanya dimiliki oleh LIPI tetapi betul-betul menjadi ajang milik masyarakat. “Karena itu, kami mengisi dengan berbagai acara yang variatif dari banyak sumber tidak hanya dari LIPI misalnya Science Movie, Science Art, Science Show, dan lain-lain,” ungkapnya.
ISE 2017 rencananya akan digelar pada 23-26 Oktober 2017 di Balai Kartini Jakarta. Kegiatannya antara lain pameran hasil-hasil riset, Youth Science Fair 2017, Science Based Industrial Innovation Award 2017, Pekan Inovasi Teknologi 2017, pameran industri, pameran perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan, serta 14 konferensi ilmiah bertaraf internasional.
Penyelenggaraan ISE diharapkan mampu mempertemukan kalangan peneliti, akademisi, pebisnis, serta pemerintah untuk bersinergi dalam memperkenalkan, membangun kerja sama dan menciptakan produk-produk inovasi di berbagai bidang.
Berita terkait: Peringati Usia Emas, LIPI Gelar Indonesian Science Expo 2017