LIPI Bahas Penyelamatan Ingatan Kolektif Dunia

alt
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com Memory of the World (MOW) merupakan ingatan kolektif manusia berupa warisan atau pusaka dokumenter yang secara sah dapat menjadi bukti kejadian penting dalam sejarah umat manusia. MOW bertujuan meningkatkan kesadaran akan pengamanan dan keberadaan warisan/pusaka dokumenter baik secara individu maupun secara kolektif.
 
Hal tersebut disampaikan Arief Rahman, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dalam Talkshow dan Diskusi Publik Memory of The World (MOW) di Balai Kartini Jakarta, Selasa (24/10/2017). Diskusi ini merupakan bagian dari perhelatan Indonesia Science Expo (ISE) 2017 yang diinisiasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
 
Menurut Arief, MOW digagas oleh UNESCO pada tahun 1992 dan mempunyai tujuan memfasilitasi preservasi warisan/pusaka dokumenter melalui berbagai cara yang sesuai dengan perkembangan teknologi. 
 
“MOW juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pengamanan dan keberadaan warisan/pusaka dokumenter baik secara individu maupun secara kolektif, dan membantu akses kepada masyarakat baik nasional maupun internasional kepada warisan/pusaka dokumenter bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang,” ungkapnya.
 
Menurut Arief, warisan dokumenter yang terdokumentasikan mencakup obyek tektual (buku, manuskrip, dan lain-lain) atau obyek nok tekstual (peta, film, dan lain sebagainya). 
 
Indonesia memiliki beberapa warisan budaya yang mendapat pengakuan dunia melalui program UNESCO MOW yaitu Arsip VOC (2003), Arsip I La Galigo (2011), Arsip Babad Diponegoro dan Negarakrtagama (2013), serta Arsip Konferensi Asia Afrika (2015).
 
Pada 2016, Indonesia menominasikan MOW, antara lain Dokumentasi Konservasi Candi Borobudur, Arsip Gerakan Non Blok, Dokumentasi Peristiwa Tsunami Laut Hindia, dan Naskah Cerita Panji.
 
Mego Pinandito, Ketua Komite Nasional MOW Indonesia mengatakan, talkshow MOW ini dimaksudkan sebagai wadah untuk pengamanan dan perlindungan warisan budaya yang ada di Indonesia, serta memperkenalkannya kepada dunia. 
 
“Hal ini mengingat bahwa nilai sejarah yang tidak ternilai oleh uang sangat diperlukan untuk perkembangan pengetahuan generasi mendatang di Indonesia maupun dunia. Dengan demikian harkat dan martabat bangsa akan terangkat,” kata Mego Pinandito yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI.
 
Berapa aspek penting yang dibahas antara lain menyelamatkan ingatan kolektif dunia untuk memperkuat karakter generasi muda. Lalu, mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam warisan budaya tulis melalui dunia pendidikan. 
 
Menurutnya, MOW sebagai Ingatan Kolektif Dunia  berperan penting dalam sejarah umat manusia sebagai pengingat agar mereka sadar akan keberadaannya dengan segala peristiwa yang dialaminya. Hal ini berkaitan dengan aktualisasi nilai-nilai kebangsaan melalui warisan budaya dengan tujuan untuk penguatan karakter generasi muda. 
 
Mego berharap akses terhadap arsip pusaka dokumenter harus diperluas. Karena itu, perlu digitalisasi atau proses-proses untuk menyelamatkan benda-benda pusaka.
 
Rieke Diah Pitaloka, anggota  Komisi VI DPR RI mengatakan arsip seperti kotak pandora, ketika dibuka muncullah keajaiban-keajaiban yang selama ini ditutupi. “Dengan membuka arsip sejarah, tak ada lagi yang bisa dimanipulasi,” lanjutnya.
 
Rieke mencontohkan, keberadaaan arsip KAA pada tahun 1995. Di masa lalu saat informasi teknologi belum secepat sekarang, Indonesia bisa mengumpulkan 120 delegasi dari 29 negara. Penyelenggaraan KAA juga menginspirasi 41 negara untuk merdeka.
 
Pada kesempatan tersebut Rieke mendapat penghargaan dari LIPI sebagai Duta LIPI 2017 untuk Informasi Ilmiah.
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author