Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus meningkatkan akses dan mutu pendidikan tinggi untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul, kreatif dan inovatif di era Revolusi Industri 4.0. Pendidikan Jarak Jauh dan pembelajaran secara daring (e-learning) merupakan terobosan Kemenristekdikti dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi yang bermutu ke seluruh wilayah Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk Membangun Sumber Daya Manusia Menyongsong Era Industri 4.0: Memastikan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Industri Manufaktur, SDM Riset, dan Skema Dukungan Anggaran, di Ruang Serbaguna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Ainun mengatakan pembangunan infrastruktur TIK memiliki peran vital dalam upaya mengakselerasi pembangunan SDM Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global di era Revolusi Industri 4.0. Pembangunan infrastruktur TIK berkaitan dengan konektivitas, sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi dengan mengembangkan e-learning.
“Proses belajar-mengajar bisa se-fleksibel mungkin dengan kualitas tinggi. Melalui cyber university, masing-masing universitas, prodi, atau mahasiswa bisa manfaatkan, memilih, dan menyeleksi supaya mendapat dosen dan materi kuliah yang terbaik,” terangnya.
Menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0, lanjut Ainun, Kemenristekdikti juga melakukan perubahan konten kurikulum. Prinsipnya, semua prodi harus menguasai dasar yang berkaitan dengan teknologi, data, dan humanity. Dengan demikian lulusan perguruan tinggi akan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0.
Kompetensi dan kreativitas lulusan juga menjadi fokus pengembangan SDM di perguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi terutama politeknik dan pendidikan vokasi tidak hanya dibekali ijazah, namun sertifikat kompetensi. “Sertifikat kompetensi itu diakui bukan hanya oleh kampusnya tapi juga industri. Sertifikat itu juga diakui asosiasi industri nasional dan internasional,” ucapnya.
Untuk meningkatkan relevansi kurikulum politeknik dan pendidikan vokasi dengan dunia industri, melalui program Revitalisasi Pendidikan vokasi Kemenristekdikti juga mewajibkan politeknik dan pendidikan vokasi memiliki partner industri. Kerja sama yang erat antara politeknik dan dunia industri diharapkan mampu mengisi ruang perbedaan antara teori dan praktek yang di ajarkan di kampus dengan kebutuhan kompetensi sebenarnya di dunia industri.
“Revitalisasi politeknik mentransformasi politeknik sehingga relevan dengan industri dan lulusan juga bisa langsung kerja,” tutur Ainun.
Kemenristekdikti juga memiliki berbagai program untuk meningkatkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa sejak di bangku kuliah. Perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk menghasilkan mahasiswa yang siap kerja, namun juga melahirkan mahasiswa yang mampu membuka lapangan kerja. Kreativitas, jiwa kewirausahaan, dan inovasi merupakan hal penting dalam menciptakan industri kreatif di era digital. “Pengembangan enterpreunership dan inovasi sangat penting di perguruan tinggi,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengatakan akan bekerja sama dengan Kemenristekdikti untuk membuka program pendidikan tanpa gelar yang bertajuk Digital Talent Scholarship atau beasiswa pelatihan intensif untuk menyiapkan SDM dalam mendukung transformasi digital di Indonesia menuju industri 4.0 serta peningkatan ekonomi digital. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Digital Talent Scholarship sekitar Rp 140 miliar.