KKP Optimistis Garam Sabu Raijua Mampu Topang Kebutuhan Nasional

TechnologyIndonesia.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis pengelolaan garam di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa ditingkatkan dengan skala yang lebih besar sehingga bisa memenuhi kebutuhan garam nasional.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo menerangkan bahwa Kabupaten Sabu Raijua memiliki potensi garam sebesar 2.015 hektare (ha) yang tersebar di enam kecamatan dengan menggunakan teknologi geomembran. Iklim semi-arid yang memiliki musim kemarau sangat panjang sangat mendukung produksi garam di Sabu Raijua.

“Sekalipun pembuatannya masih tradisonal, kualitas garam di Sabu Raijua memiliki kualitas nomor satu (super/premium) dengan kadar NaCl 98,23% setara dengan garam impor,” ungkap Victor dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (19/8/2024).

Pengelolaan garam ini menurut Victor perlu ditingkatkan antara lain dengan cara melakukan pemetaan lahan garam potensial, perbaikan sistem pemasaran, kelembagaan dan sistem produksi yang efektif dan efisien.

Dengan demikian produksi garam ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan di Sabu Raijua.

Sejalan dengan itu, Direktur Jasa Kelautan menyebutkan potensi produksi garam di Kabupaten Sabu Raijua bisa mencapai 300.000 ton per tahun. Jika dikelola dengan baik maka produksi garam dapat tersebut dapat menyokong ekonomi sektor kelautan di Kabupaten Sabu Raijua.

“Garam di Sabu Raijua dihasilkan dengan teknologi full geomembran untuk menghasilkan garam dengan kadar yang terbaik di Indonesia sehingga mampu digunakan untuk semua industri baik dalam negeri maupun luar negeri,” terang Huda.

Selain iklim di wilayah setempat yang sangat mendukung untuk produksi garam, masyarakat telah terlatih dan masih memungkinkan untuk perluasan usaha tambak garam.

Selain meninjau kegiatan produksi garam berbasis tambak rakyat di Sabu Raijua pada 16/8/2024 lalu Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdialog dengan masyarakat petambak garam sekaligus memberikan apresiasi kepada petambak garam di Sabu Raijua yang masih tetap bertahan paska bencana Badai Seroja yang menimpa hampir di seluruh wilayah provinsi NTT pada tahun 2021.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author