Iptekda LIPI Bantu Melekkan Teknologi Tepat Guna Di Daerah

Saatnya pengusaha melek teknologi terbukti adanya penggunaan teknologi untuk usaha dapat meningkatkan pendapatan. Untuk itulah Iptek untuk Daerah (Iptekda) LIPI diselenggarakan. Saat ini Iptekda LIPI telah menyasar sebanyak 6. 290 UMKM yang tersebar di 30 provinsi seluruh Indonesia.

Bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Iptekda LIPI, tercatat banyak pengusaha di daerah yang sudah merasakan alih teknologi bersama LIPI dan perguruan tinggi. Seperti di Malang, sentuhan teknolgi pada usaha skala kecil menengah telah pula dirasakan manfaatnya.

Menurut Ir. Endah Rahayu Lestari, MS dari Universitas Brawijaya,implementasi program Iptekda sangat terasa bagi UMKM yang mendapatkan alih teknologi melalui bantuan peralatan bagi produksi usaha mereka. Peningkatan produksi maupun omset usaha bisa dirasakan dengan pengaplikasian teknologi pada proses produksi melalui program Iptekda,

Seperti diungkapkan Tusweni, pemilik Azizah Florist pembuat bunga dari klobot jagung di Gondanglegi Malang,  kendala produksi selama ini pada pembuatan mahkota bunga karena pemotongan dan pencetakannya masih manual. Ketika Iptekda memberikan alih teknologi dengan peralatan mesin pemotong dan pencetak/pengepres, cetakan (matras), tong perendaman (pemutihan), bejana pemanasan dan pewarnaan mampu menaikkan produksi 75 persen ketimbang saat produksi masih manual, kata Tueweni.

Demikian halnya Hardi Martono, pemilik usaha  kerupuk kentang di Kota Batu Malang.  tersebut mengungkapkan, bantuan Iptekda melalui peralatan tentu membantu peningkatan produksi dari 1 kuintal (manual) menjadi 3 kuintal (mekanis). Bantuan peralatan yang diterima tahun 2009 senilai Rp 37 juta untuk 3 buah alat dengan mekanisme utang dapat dicicil dengan bunga ringan.

Senada dengan hal tersebut, Suhadi, pengrajin Emping Jahe di Kota Batu Malang juga merasakan manfaat alih teknologi Iptekda LIPI. Berkat bantuan peralatan alat pencuci jahe, penyangrai, pemarut, timbangan digital dan pengepresan kemasan dari Iptekda, proses produksi menjadi lebih cepat. “Dulu proses penyangraian (pengeringan) berlangsung seharian, sekarang hanya butuh setengah hari saja,” ucapnya.

Siti Asmaul M, STP, MP dari Universitas Brawijaya, mengatakan bahwa daya saing UMKM meningkat tatkala proses produksi tidak lagi manual. Iptekda LIPI yang bekerjasama dengan LPPM Universitas Brawijaya memberikan alih teknologi peralatan sesuai kebutuhan UMKM. Adanya Iptekda tersebut bukan lagi dari atas ke bawah, melainkan apa permintaan UMKM, baru diberikan alih teknologinya.

Sementara itu, usaha produksi pakan ternak sapi perah binaan koperasi serba usaha “Margo Makmur Mandiri” dan usaha pembuatan minuman sari alang-alang. Muhamad Munir, Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri menuturkan, proses pembuatan pakan konsentrat menjadi lebih mudah dengan alat pengolah dari Iptekda. Kapasitas pakan yang diproduksi naik dan penyebarannya pun meluas, tidak hanya di sekitar desa saja, namun sampai ke wilayah kota.

Dan Ruslan Guntoro, pemilik usaha minuman sari alang-alang menambahkan, bantuan Iptekda LIPI diterimanya sejak 2011. Berbagai alat produksi mampu membuat proses produksi menjadi semi mekanis. Padahal dulunya  sehari hanya mampu menghasilkan 15-20 box (dus) dengan manual, sekarang sudah menjadi 50 box (dus) sehari.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author