Fonterra secara resmi membangun pabrik blending dan packing seluas 2 hektar di kawasan industri terpadu Indonesia-Cina, Delta Mas, Cikarang, Jawa Barat, pada Selasa (8/9). Ke depan, perusahaan susu global dari New Zealand itu akan mengembangkan pabriknya seluas 4 hektar.
Johan Priem, Managing Director of Asia, Middle East and Africa (ASIA MEA) Fonterra Co-operative Group Limited menyatakan pembangunan pabrik ini merupakan investasi terbesar Fonterra di kawasan ASEAN selama satu dekade terakhir.
Johan menuturkan, pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp340 miliar itu memiliki kapabilitas pengemasan hingga 16.000 metrik ton bahan dasar berbasis susu setiap tahun atau setara dengan 87.000 kemasan produk per hari.
“Ini merupakan investasi yang sangat strategis karena Indonesia, Asean dan Afrika merupakan pasar sangat potensial akan susu dan produk turunannya. Walapun perekonomian Indonesia saat ini sangat melemah, tapi kami yakin pasar akan pulih dalam waktu tidak begitu lama,” terang Johan.
Hingga saat ini, Fonterra sudah membubukan penjualan susu di Indonesia sebanyak 12.512 ton. Perinciannya 29.600 ton bubuk skim, 23.200 ton susu bubuk dan 9.300 ton produk krim. Fonterra juga memasok bahan baku susu untuk industri, hotel dan restoran seluruh Indonesia.
“Kemampuan kami di New Zealand sudah mumpuni selama 100 tahun lebih dari hulu hingga hilir dalam peternakan dan penguasaan teknologi modern dalam menghasilkan produk susu dengan kualitas tinggi,” ujar Johan.
Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Musdhalifah Machmud, berharap investasi perusahaan global ini akan memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Semoga ke depannya pihak investor New Zealand ini bisa memberikan transfer teknologi bagi peternak di Indonesia dalam bentuk kemitraan, apabila ini dapat berjalan maka tidak perlu lagi mengimport bahan baku susu dari New Zealand tentunya,” tegas Musdhalifah. Albarsah
