Dorong Kultur Publikasi, Kemenristekdikti Kenalkan SINTA

alt
Menristekdikti Mohamad Nasir dalam acara Rakernas Kemenristekdikti 2017 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (foto Ristekdikti/Timeh Harahap)
 
YOGYAKARTA – Rendahnya publikasi global menyebabkan kurang dikenalnya penelitian anak negeri di tingkat dunia. Karena itu, untuk mendorong kultur publikasi serta upaya mewujudkan kemandirian bangsa, Kementerian Riset, teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) membangun Science and Technology Index (SINTA). 
 
Sinta-Science and Technology Index merupakan portal berisi pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti/penulis/author, kinerja jurnal, kinerja institusi iptek. Sinta-Science and Technology Index dapat diakses di http://sinta1.ristekdikti.go.id/ 
 
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan sistem yang sebelumnya ada di Indonesia tidak operasional disebabkan beberapa hal. Pertama karena inkosistensi dukungan tidak digunakan sebagai instrumen penentu dalam implementasi kebijakan seperti akreditasi, jabatan fungsional, dan lain-lain, sehingga data tidak ter-update dan akhirnya mati. Kemudian mekanisme pengolahan data tidak sinergis dengan instansi yang memiliki tugas dan fungsi. Lalu sistem input data belum digital sehingga sulit berkembang. 
 
Berbeda dengan sistem sebelumnya, pada Sinta terdapat fungsi relasi, sitasi dan pengindex. Sistem yang lain hanya memiliki relasi dan sitasi saja. Sinta juga menggunakan sistem entry exit digital dan dikelola secara multisektor yang mempunyai tugas fungsi sinergis yakni Kemenristekdikti dan LIPI. 
 
Menristekdikti menegaskan keberadaan sistem ini tidak lain untuk terus mendukung para peneliti agar dapat terus melakukan penelitian. “Sistem ini memang masih jauh dari sempurna karena memang baru dimulai. Namun akan terus disempurnakan,” ujar Nasir dalam Rakernas Kemenristekdikti 2017 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (30/1/2017).
 
Menurut Menristekdikti salah satu permasalahan yang masih dihadapi Indonesia adalah belum sebandingnya jumlah mahasiswa dan dosen dengan jumlah publikasi yang dihasilkan. 
 
Daya saing Indonesia sedang menurun dari peringkat 37 pada 2015 ke peringkat 41 pada 2016. Penurunan ini sejalan dengan rendahnya belanja R&D yang baru mencapai 0,2% per Gross Domestic Product (GDP). Sehingga indikator R&D yang terdiri dari publikasi, kekayaan intelektual, dan prototipe masih belum optimal. Sumber belanja R & D di Indonesia juga masih didominasi 75% oleh anggaran pemerintah.
 
Ke depan, sistem ini akan menjadi bagian untuk mendorong kenaikan jabatan fungsional dosen dan juga peneliti. Lebih lanjut Menristekti mengemukakan target publikasi pada tahun 2017 sendiri sebesar 15.000 – 17.000 jumlah publikasi. Sistem ini diharapkan mampu memotivasi para peneliti untuk lebih giat menghasilkan publikasi.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author